Sekolah Swasta di Kota Mataram Sakit Hati

Menurut Muhidin, bukan hanya isu titip menitip yang justru dilakukan oleh pejabat eksekutif dan legislatif selain LSM, ketidakjelasan jumlah rombongan belajar di sekolah negeri juga masih menjadi peluang bagi sekolah negeri untuk menambah jumlah siwa baru. Sebab dalam petunjuk teknis PPDB tidak dijelaskan berapa maksimal sekolah menerima rombongan belajar.

Dalam juklak/juknis PPDB hanya tertulis maksimal per kelas 36 siswa. Berapa jumlah kelasnya tidak disebutkan, kalau aturan standarnya, SMA itu sekitar 9 kelas paralel. Artinya kalau total paling banyak 27 kelas. Kenyataannya sekarang, SMK ada yang mencapai 50 rombel. Akhirnya banyak sekolah swasta yang tidak kebagian siswa dan ini jelas-jelas membuat sekolah swasta sakit hati, karena  kuota dilanggar, rombel dilanggar.

Baca Juga :  Dikbud NTB Anggap Jumlah GGD Kurang

Ia mengaku belum bisa memastikan ada berapa sekolah swasta yang mengalami penurunan drastis jumlah siswa baru. Meski dari beberapa informasi dari sekolah swasta yang masuk, cukup banyak yang sampai saat ini belum mampu memenuhi target yang sudah ditetapkan. Misalnya ada yang targetnya 60 siswa atau dua kelas, sekarang baru masuk 8 siswa, bahkan ada yang baru dapat 3 siswa saja.

Baca Juga :  Kasus Pungli PPDB Perlu Ditelaah Lebih Cermat

Bahkan mayoritas sekolah swasta sampai saat ini, mereka masih buka pendaftaran. Sekolah swasta yang biasanya sudah menutup pendaftaran juga masih setia tunggu siswa baru. Di Kota Mataram ada sekitar ratusan sekolah swasta, bik dari SMP/MTs, SMA/MA/SMK.

“Sebagian besar sekolahswasta tidak mampu memenuhi target jumlah siswa baru,” cetusnya. (rie)

Komentar Anda
1
2