Sekolah Perempuan Lotim Diadopsi Dharmasraya

ADOPSI : Pejabat Dharmasraya tertarik mengembangkan sekolah perempuan yang tengah dijalankan Pemkab Lombok Timur. (M. Gazali/Radar Lombok)

SELONG –  Pejabat Pemkab Dharmasraya Provinsi Sumatera Barat datang ke Lotim kemarin untuk belajar. Dharmasraya tertarik mengadopsi program sekolah perempuan yang ada  di Lombok Timur.

Sekolah perempuan yang digagas Pemkab Lombok Timur dianggap mampu menekan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak selama ini.” Kunjungan kami ini dalam rangka untuk meningkatkan SDM dan inovasi khususnya sekolah perempuan karena di Kabupaten Dharmasraya belum ada sekolah perempuan,” kata Kadis Pemberdayaan  Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Dharmasraya Martin Ependi saat berkunjung ke Lombok Timur, Kamis (15/6).

Program sekolah perempuan ini  terang dia, setidaknya bisa menjadi acuan dan inspirasi bagi mereka  untuk bisa membuat dan mengembangkan sekolah yang sama di Dharmasraya. Setelah mendapatkan penjelasan dari DP3AKB Lombok Timur, ia mengatakan tahun depan sekolah perempuan sudah aka nada di Kabupaten Dharmasraya.” Kita akan minta DPRD memberikan anggaran untuk mengembangkan sekolah perempuan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Bocah Tewas Tenggelam di Pemandian Jobong

Ia menilai program sekolah perempuan yang ada di Lombok Timur merupakan program yang sangat bagus dan sangat menginspirasi. “ Program sekolah perempuan ini sangat luar biasa. Banyak hal yang kami gali dan pelajari kemudian itu nanti akan kami adopsi dan kembangkan di Dharmasraya,” ungkapnya.

Sementara itu kepala Dinas P3AKB Lombok Timur H. Ahmat menyampaikan         tahun ini terdapat 13 sekolah perempuan yang tersebar di 9 kecamatan. Namun ditargetkan pada tahun 2024 semua kecamatan memiliki minimal satu sekolah penggerak.” Tahun ini memang kita terkendala anggaran, hanya Rp 60 juta pertahun untuk 13 kecamatan ini pun kita menggandeng beberapa NGO, karena memang anggaran kita sangat sedikit. Insyaallah tahun depan kita minta anggaran khusus untuk sekolah perempuan,” ungkapnya.

Baca Juga :  Pasangan Kekasih Dipersekusi Warga

Disebutnya, keberadaan sekolah perempuan ini ikut menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. Ini juga salah satu upaya untuk menekan angka stunting. Sekolah perempuan ini tidak seperti sekolah formal pada umumnya. Namun sekolah perempuan ini hanya melakukan pertemuan sekali sebulan untuk membahas persoalan perempuan dan anak termasuk juga persolan stunting.” Terkadang juga ada program-program yang harus dilakukan dua kali. Kelasnya juga tidak mesti ada gedung seperti sekolah formal namun keberadaan sekolah ini sangat bagus sekali,” jelasnya.(lie)