Sekolah Negeri Kena Imbas

ILUSTRASI SEKOLAH NEGERI

PRAYA—Wacana penghapusan mata pelajaran (Mapel) agama di sekolah negeri rupanya berdampak serius. Wacana ini disinyalir berakibat minimnya pendaftar di sekolah negeri.

Di Lombok Tengah (Loteng) misalnya. Sejumlah sekolah negeri mulai minim peminat. Tragisnya, ada sekolah negeri yang justru sangat minim peminatnya tahun ini.

Pantauan Radar Lombok, sejumlah sekolah negeri favorit di Loteng untuk jenjang pendidikan SMP misalnya. Tahun-tahun sebelumnya sangat banyak peminat. Belakangan sejumlah sekolah itu justru kondisinya berbanding terbalik.

Seperti di SMPN 4 Praya Timur, dulu setiap penerimaan siswa baru, jumlah siswanya tembus sampai 100. Sedangkan sekarang turun drastis menjadi 40. Selanjutnya di SMPN 6, dulunya jumlah siswa baru mencapai 60, turun menjadi 15.

Parahnya lagi di Kota Praya, SMPN 7 yang dulunya bisa memperoleh siswa satu kelas, sekarang jumlah siswa yang mendaftar sebanyak 4 orang.  Sedangkan di SMPN 6 Jonggat, malah tidak ada satupun siswa yang mendaftar.

Baca Juga :  Program Beasiswa NTB Diduga Sarat Permainan

Terkait mundurnya jumlah siswa yang masuk sekolah negeri, Kepala Dinas Pendidikan Loteng, H Summum mengaku, wacana pengahpusan Mapel di sekolah negeri sangat berdampak besar. Padahal isu penghapusan Mapel agama disebutnya hanya sebatas isu. “Penghapusan pendidikan agama di sekolah itu tidak benar, malah saya sedang godok program khusus keagamaan,” katanya,  Rabu kemarin (19/7).

Sadar dengan potensi “bahaya” ini, pihaknya mengaku tengah menggodok program keagamaan yang lebih intensif. Program tersebut, seperti 10 menit membaca Alqur’an (Sepuma). Dimana program ini semua sekolah, baik SMP dan SD diharuskan melaksanakannya.

Baca Juga :  Ini Jadwal Pembagian Rapor dan Libur Semester di Mataram

Selanjutnya terkait, kurangnya siswa yang masuk sekolah negeri, baginya itu bukan disebabkan isu penghapusan. Namun itu disebabkan ketatnya persaingan. Mengingat di sejumlah kecamatan, jumlah lembaga pendidikan terus mengalami penambahan.

Kondisi ini disebutnya sangat berpengaruh terhadap siswa yang hendak masuk sekolah. Selain itu, adanya pengaturan zonasi juga diisinyalir penyebab lain dari minimnya peminat sekolah negeri.

“Jadi isu penghapusan Mapel Agama, itu bukan penyebab kurangnya jumlah siswa masuk sekolah. Namun karena persaingan dan zonasi,” ujarnya.

Selanjutnya untuk SMPN 7 Praya dan 6 Jonggat, pihaknya sedang mengkaji langkah yang digunakan memajukan sekolah tersebut. Jika nanti masih saja tidak ada siswanya, kemungkinan besar sekolah tersebut akan dijadikan semacam kantor pelatihan dan yang lainnya. (cr-ap)

Komentar Anda