MATARAM–Kedatangan pihak Sekolah Christian College Geelong (CCG) Australia ke SMAN 2 Mataram (Smanda), dalam rangka memperpanjang kerjasama yang sudah terbangun sejak 22 tahun yang lalu. Sekolah Australia itu juga mengeglar kunjungan jangka pendek, karena hanya satu minggu.
Agenda tersebut, disaksikan juga oleh Sekda Provinsi NTB H. Rosyadi Sayuti, dari pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB dan Dikbud Kota Mataram yang diwakili oleh masing-masing jajarannya.
Kepala Sekolah CCG Australia, Mr. Scot Ellis melalui penerjemahnya mengatakan, kerjasama yang dilakukan dengan Smanda merupakan kerjasama terpanjang dengan negara bagian. Karena kerjasama tersebut sudah ada sejak 22 tahun yang lalu.
[postingan number=5 tag=”sekolah”]
Adapun kerjasama yang dibangun jenisnya adalah Short Term Exchange Visit dengan istilah The Twin School Program 2017. “Ini kerjasama terpanjang kami dengan pihak Smanda,” katanya, Jumat (31/3).
Kerjasama ini juga dikatakannya, akan berlangsung dari 2017 sampai 2021, dengan melakukan istilah pertukaran masing-masing pelajar dan guru-gurunya. Seperti yang terjadi pada tahun ini, puluhan pelajar dari Australia sudah berada di NTB untuk sama-sama belajar diantaranya seperti belajar bahasa, budaya dan makanan khas daerah.
Kerjasama di bidang ini disebutnya sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak. Kedatangannya dari Australia ke NTB atau Smanda ini akan berlangsung selama 1 minggu.
Menurutnya pertukaran yang dilakukannya di Smanda ini cukup memiliki perbedaan yang signifikan dengan yang lainnya. Ini karena benar-benar saling menjembatani satu sama dengan yang lainnya antara CCG dengan Smanda. “Kami sebut ini success bridge to more success,” tambahnya.
Sementara Kepala Smanda Mataram, Sahnan MPd mengatakan, kerjasama ini disebutnya kerjasama sekolah kembar. Hal itu disampaikan karena memiliki dari segi program yang dijalankannya. Bahkan program antara satu dengan yang lainnya saling melengkapi, sehingga keduanya tetap mesra sampai saat ini.Â
Dalam kerjasama ini juga, Sahnan meyakini sangat ampuh untuk membangun karakter masing-masing siswa. Seperti misalnya siswanya harus menggunakan bahasa Inggris. Begitu juga siswa dari Australia harus belajar bahasa Indonesia.
Dengan demikian sudah sangat jelas, dari kerjasama ini sangat saling menguntungkan. Posisi saling adopsi adalah hal yang paling sering dilakukannya. Tentu pengadopsian metode belajar mengajar dan beberapa program masing-masing. (cr-rie)
