Sekadar Ditambal, Jalan Gili Mas Rusak Lagi

RUSAK: Jalan pelabuhan Gili Mas kembali rusak. Warga minta penanganannya dilakukan secara permanen. (IST/RADAR LOMBOK)

GIRI MENANG – Jalan menuju pelabuhan Gili Mas Lembar yang sebelumnya ditambal sulam rusak lagi. Bahkan kondisinya lebih parah. Lubang menganga dimana-mana dan dikeluhkan pengendara. Warga mendesak agar jalan sepanjang belasan kilometer itu ditangani secara permanen.

Tampak di beberapa titik yang ditambal seperti di tikungan dimana kerap terjadi kecelakaan terlihat sudah rusak. Kubangan jalan berbentuk gelombang menyebabkan rawan kecelakaan. Pengendara harus berhati-hati. Lebih-lebih banyak kendaran seperti truk yang bongkar muat di pelabuhan Gili Mas.

Kades Lembar Selatan H. Beny Basuki mengatakan, kondisi jalan itu sebenarnya sudah tak layak dilalui karena membahayakan pengendara. “ Kondisinya rusak parah, harus segera ditangani permanen,” katanya kemarin (7/4).

Dikatakan, akibat jalan rusak itu pernah terjadi kecelakaan lalu lintas di jalur itu menimpa warga dan turis kapal pesiar. Warga yang kesal dengan kondisi jalan rusak melampiaskan kekecewaan mereka dengan menanam pohon pisang di tengah jalan. “ Tapi penanganan yang dilakukan pemerintah pun masih sebatas tambal sulam. Itupun sebagian bantuan dari perusahaan BUMN dan swasta yang beroperasi di daerah itu,” ungkapnya.

Baca Juga :  Tak ada THR, Pegawai Honor Diminta Sabar

Sementara itu Kabid Sarpras Dishub Lobar Fathurrahman mengatakan untuk penanganan jalan Gili Mas masih bersifat sementara atau jangka pendek. “Untuk penanganan sementara sembari menunggu perbaikan, kita akan melakukan penimbunan lubang,” terang Faturahman.

Selain itu, pengaturan kendaraan truk berkapasitas besar akan dilakukan Dishub untuk mengurangi beban tonase yang melintasi jalan itu. Agar kendaraan muatan besar itu tak memarkir di sepanjang bahu jalan menunggu gilirian bongkar muat kapal.

Sebab anggaran perbaikan jalan tak terlalu besar sehingga hanya cukup untuk pemeliharaan. “ Itu tambal sulam jalan berlubang,” jelasnya. Termasuk ia mengatakan kerusakan jalan yang berlubang dan ditanami warga pohon pisang itu karena drainasenya buruk. “Masyarakat menanam pohon itu sebagai penanda biar pengguna jalan tak lewat yang lubang itu,” bebernya.

Baca Juga :  Perselobar Minta Perhatian Pemprov

Disinggung terkait kelas jalan itu, Faturrahman mengatakan jalan itu masih kelas 3 B. Harusnya jalan yang menuju pelabuhan terbesar di NTB itu masuk jalan nasional kelas 1.

Mengingat jumlah dan bobot kendaraan yang melintas di jalan itu terbilang tak kecil. Karena jalan kelas 3 B itu maksimal dilalui kendaraan dengan bobot muat 7 ton. Namun nyatanya kendaraan yang melintas bobotnya sudah melebihi 10 ton.  “Apalagi belum beban berlebih pasti lebih besar, harusnya kelas satu jalan nasional kalau kita meliihat jenis kendaraan yang lewat di sana,” mengatakan.

Lebih lanjut jalan kelas satu memiliki ketebalan yang bisa menahan beban maksimal 10 ton dengan lebar jalan minimal 9 meter.  Meski demikian pihaknya memahami kondisi anggaran daerah yang belum bisa menganggarkan pembangunan jalan. Sehingga pihaknya berharap perbaikan itu umurnya bisa berlangsung lama.(ami)

Komentar Anda