
PRAYA – Oknum staf Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Lombok Tengah insial LM menyebut guru sebagai penyumbang kerugian yang cukup besar melakukan pelanggaran disiplin, pelanggaran administrasi, dan temuan pemeriksaan BPK, bahkan KPK. Statemen tersebut disampaikan melalui percakapan whatsapp dengan salah seorang guru di Kecamatan Janapria.
Ucapan di whatsapp itu disampaikan LM pada Selasa (1/8) siang. Percakapan itu kemudian di-screenshot dan disebarluaskan di media sosial hingga menjadi viral. Percakapan itu bermula saat salah seorang guru bertanya melalui whatshapp kepada LM selaku staf di BKPSDM yang memegang server Sistem Informasi Absensi dan Presensi (SI-SENSI). Mengingat pada Selasa, absensi mobile untuk guru PPPK dan PNS mulai diberlakukan di Lombok Tengah.
Namun dalam peraktiknya banyak kendala, salah satunya loading cukup lama yang membuat para guru lelet absensi. Namun ketika ditanyakan ke LM selaku yang memegang server malah guru mendapatkan jawaban yang menyakitkan. Hal inilah yang membuat para guru menjadi geram dan mengecam keras apa yang disampaikan LM ini.
Pada Rabu (2/8), LM dan guru yang tergabung dalam organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dimediasi di kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Tengah secara tertutup. Setelah melakukan mediasi, LM juga pada Rabu sore langsung mengklarifikasi diiringi permintaan maaf di aula PGRI Lombok Tengah yang dihadiri oleh ratusan guru dari berbagai sekolah.
Di hadapan ratusan guru, LM menyampaikan permintaan maafnya. Dia mengaku bahwa potongan chat whatsapp yang menyebar ini merupakan chat pribadi antara dirinya dengan salah seorang guru dan chat itu dilakukan bukan di ruang publik. “Chat yang saya lakukan sifatnya pribadi dan bukan di ruang publik. Tapi saya atas nama pribadi memohon maaf kepada semua pihak, karena atas penyampaian saya membuat suatu ketersinggungan yang melukai hati bapak ibu guru” ucap LM di depan ratusan guru di aula kantor PGRI Lombok Tengah, Rabu (2/8).
Sementara itu, Bupati Lombok Tengah H Lalu Pathul Bahri menyatakan, permasalahan ini bermula karena LM dengan kondisi lelah karena harus update data 6500 guru yang harus dimasukan dalam server untuk selanjutnya dalam jangka waktu yang cepat, para guru akan menggunakannya untuk absen dalam waktu yang sama. “Di satu sisi LM ini diberondong dengan berbagai pertanyaan yang langsung ke whatsapp pribadinya. Sehingga rasa cape yang membuat dengan tidak sengaja keluar kata tidak mengenakan. Ini tidak mendeskreditkan guru, tapi hanya kecapean saja dan LM juga sudah minta maaf dan angsih ini pada persoalan uji coba sistem saja,” terangnya.
Pathul mengaku, Lombok Tengah baru memulai sistem absen online bagi para guru, sehingga tentu banyak hal yang harus dibenahi agar proses ini bisa berjalan dengan maksimal. Termasuk dengan adanya persoalan ini, kedepan absensi dengan Sistem Informasi Absensi dan Presensi (SI-SENSI) ini akan dilakukan evaluasi. “Intinya kita masih uji coba SI-SENSI sehingga harus dimakulmi. Sistem ini tentu akan kita perbaiki karena merupakan perintah dari pemerintah pusat jika semua harus absen dengan SI-SENSI. Makanya kita akan lakukan evaluasi tapi absen dengan SI-SENSI ini harus tetap kita lanjutkan,” pungkasnya. (met)