SDN 2 Mamben Daya Kabupaten Lombok Timur Tergenang Air

SDN 2 Mamben Daya
SEKOLAH TERGENANG: Tampak para murid SDN 2 Mamben Daya harus melalui halaman sekolahnya yang selalu tergenang air ketika tiba musim hujan. (JALAL/RADAR LOMBOK)

SELONG—Sejak awal musim hujan lalu, sampai dengan saat ini, SDN 2 Mamben Daya yang berada di pinggiran Jalan Raya dari Mataram – Labuhan Lombok, halamannya selalu tergenang air.

Akibatnya, para siswa dan guru cukup terganggu, terlebih jika hujan lebat itu berlangsung lama, sehingga sekolah ini akan tergenang sampai berhari-hari lamanya.

“Sebenarnya kondisi ini telah berlangsung lama. Namun menurut rekan-rekan guru, kali ini lebih parah setelah dibukanya jalan dekat sekolah,” kata Kepala SDN 2 Mamben Daya, M Saleh, Kamis kemarin (22/2).

Sekolah yang baru dipimpinnya beberapa bulan lalu ini, posisinya memang paling rendah diantara bangunan sekitarnya. Terlebih lokasi lahan sekolah ini berada di lereng sawah berbukit yang ada di belakang sekolah ini. “Posisi sawah yang berada di belakang sekolah lebih tinggi, bahkan bentuknya berbukit. Sehingga air sawah akan mengalir ke sekolah,” ungkapmya.

Sementara saluran yang berda di pinggir jalan raya juga lebih tinggi dari lahan sekolah. Akibatnya, meski telah diupayakan untuk membuant saluran untuk membuang air yang dari sawah ke saluran yang berada di depan, namun tidak cukup membantu.

Baca Juga :  Ahyar : Banjir Terjadi karena Faktor Alam

Meski air dapat mengalir melalui pipa yang di pasang, namun air tetap masuk dan merembes melalui tembok keliling yang derada di belakang sekolah, dan masuk serta menggenangi halaman sekolah. “Bahkan jika hujan besar dan lama, air akan masuk sampai ruang kelas. Ini tentu sangat menggangu aktivitas belajar mengajar,” terangnya.

Untuk itu pihaknya berharap pemerintah daerah, dalam hal ini Dikbud Lombok Timur dapat memberikan perhatian, sehingga masalah ini segera dapat terselesaikan. Pemerintah dan juga pemerintah desa dapat membantu untuk membangun saluran pembuangan yang lebih tinggi, sehingga air bisa dibuang ke depan.

Mengenai upaya lain berupa pengurukan, dikatakan tetap tidak akan menyelesaikan persoalan. Bahkan ia memperkirakan dampak yang lebih buruk akan terjadi dimana air tidak saja akan menggenangi halaman seperti saat ini, akan tetapi justeru akan menggenangi ruang kelas. Pasalnya, posisi lantai ruang kelas di lantai bawah masih lebih rendah dari saluran pembuangan yang berada di pinggir jalan raya di depannya.

Baca Juga :  Korban Banjir Keluhkan Penyaluran Bantuan

Sementara Kepala Unit Dikbud Wanasaba, Khairurrazak Hanafi, membenarkan kondisi tersebut, dan dianggapnya situasi tersebut sangat mengganggu situasi belajar mengajar di sekolah. “Situasi itu sudah berlangsung lama, namun kondisi saat ini lebih parah,” katanya.

Terkait upaya pengurukan, dibenarkan tidak akan menyelesaikan persoalan, justeru akan menambah persoalan. Selain dengan pembangunan saluran, dikatakan solusi jangka pendek guna mengurangi genangan air tersebut bisa dilakukan dengan melakukan penyedotan menggunakan pompa untuk dibuang ke saluran di depan. Akan tetapi sekolah tidak memiliki dana, terlebih BOS sekolah ini sangat kecil, karena siswanya juga sedikit.

Karena itu, solusi satu-satunya adalah harus ada perhatian dari pemerintah, baik kabupaten maupun dari pemerintah desa melalui penganggaran di ADD. “Kita berharap pemerintah segera memberikan perhatian atas kondisi ini, sehingga proses belajar mengajar akan berlangsung kondusif,” harapnya. (lal)

Komentar Anda