Satwa Rinjani Bergerak Leluasa Saat Pendakian Ditutup

Babi hutan terpantau CCTV Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. (IST/BALAI TNGR)

MATARAM–Penutupan destinasi jalur pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani secara rutin di awal tahun, memberikan dampak yang baik terhadap satwa Rinjani.

Penutupan sendiri, selain memperhatikan dampak cuaca, memang juga bertujuan untuk pemulihan ekosistem yang di antaranya memberikan ruang gerak lebih bagi satwa di dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani.

Beberapa aktivitas satwa liar terpantau selama penutupan jalur pendakian Rinjani melalui teknologi Camera Closed-Circuit Television (CCTV) dengan RMS (Remote Monitoring System) yang dimiliki Taman Nasional Gunung Rinjani. Di antaranya burung Decu/Kenciong (Saxiola caprata), Ayam Hutan Hijau (Gallus varius), Itik Gunung (Anas superciliosa), dan Babi Hutan (Sus scrofa).

Hasil pemantaun CCTV Balai Taman Nasional Gunung Rinjani. (IST/BALAI TNGR)

Hasil pemantauan ini dirilis Balai Taman Nasional Gunung Rinjani melalui akun resminya, Selasa (1/3/2022) kemarin.

Sontak pemandangan langka yang dirilis ini menjadi pehatian netizen.

“Indak sekali,, semoga selalu terjaga binatang2 cantik ini di habitatnya,” tulis akun @giritosari.

Namun ada juga netizen yang memperhatikan masih adanya sampah di Rinjani, bahkan berada di dekat satwa itu.

“Miris ada sampah botol warna biru di ayam,” tulis akun @fahmi_sabban.

Seperti diketahui pendakian Rinjani ditutup dari 1 Januari 2022 hingga 31 Maret 2022. Total ada enam pendakian resmi yang ditutup:

  1. Pendakian Senaru di Kabupaten Lombok Utara
  2. Pendakian Torean di Kabupaten Lombok Utara
  3. Pendakian Sembalun di Kabupaten Lombok Timur
  4. Pendakian Timbanuh di Kabupaten Lombok Timur
  5. Pendakian Tetebatu di Kabupaten Lombok Timur
  6. Pendakian Aik Berik di Kabupaten Lombok Timur

Saat pendakian dibuka nanti, rencananya akan ada Rinjani Begawe Festival 2022. (RL)

Komentar Anda