SAMPALA Satukan Hijauku: Olah Limbah Plastik Jadi 1.000 Ecobrick

MATARAM–Limbah plastik menjadi masalah besar bagi lingkungan.

Penggunaan produk yang bersifat sekali pakai seperti kantong atau sedotan plastik sangat berdampak terhadap lingkungan bahkan mengancam kehidupan mahluk hidup.

Selain itu sifat plastik yang lama terurai menyebabkan pencemaran lingkungan. Kantong plastik yang dibakar juga akan mencemari udara, dan apabila kantong plastik digunakan sebagai wadah makanan, racun akan berpotensi berpindah ke makanan sehingga mengganggu kesehatan.

Di tengah kekhawatiran tersebut, sejumlah ide kreatif untuk mengurangi limbah plastik banyak dilakukan di kalangan masyarakat. Salah satunya yang dilakukan Organisasi Pecinta Alam milik SMA Negeri 2 Mataram, SAMPALA.

Mereka menggagas kegiatan memanfaatkan sampah plastik menjadi ecobrick yaitu botol plastik yang diisi padat dengan limbah non-biological.

Para siswa dan guru tersebut berhasil membuat 1.000 ecobrick yang kemudian mereka rangkai untuk dibuat sejumlah barang yang bisa digunakan, di antaranya kursi, meja dan lainnya.

Kegiatan ini juga digelar untuk merayakan HUT SAMPALA ke-32 “SAMPALA Satukan Hijauku”.

“Membuat ecobrick mempunyai keunggulan tersendiri seperti low budget-high impact. Bahannya mudah didapatkan, dan setelah menjadi ecobrick dapat digunakan sebagai bahan kehidupan sehari-hari seperti meja, kursi, pengganti batu bata dan masih banyak lainnya dalam mendukung program pemerintah yaitu zerowaste,” terang Syafril, Ketua SAMPALA usai kegiatan di SMAN 2 Mataram, Selasa (12/11).

Syafril mengaku, ia bersama anggota SAMPALA sudah melaksanakan kegiatan ini sejak tiga tahun lalu. Sebagai keberlanjutan, rencananya kegiatan serupa akan digelar dengan lebih besar lagi bersama komunitas peduli lingkungan.

“Rencananya juga kita harapkan dengan dukungan penuh dari sekolah dan pemerintah untuk membuat workshop ecobrik sebagai sarana edukasi,” ungkapnya.

Kepala SMAN 2 Mataram, Sahnan menyambut baik kegiatan ini. Pihaknya berjanji akan mendukung keberlanjutan kegiatan. Apalagi kegiatan semacam ini sesuai dengan program zero waste yang sudah dicanangkan di SMAN 2 Mataram.

“Sangat siap dan harus didukung karena ini adalah kegiatan yang positif untuk anak muda agar bisa menunjukkan kreativitasnya untuk berbuat yang terbaik untuk kebersihan, dan kesehatan lingkungan,” ujar Sahnan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Rusman mengaku bangga dengan kegiatan yang diinisiasi SAMPALA di SMAN 2 Mataram ini. Ia berharap sekolah lain mampu melakukan hal yang sama.

“Pertama saya memberikan apresiasi yang luar biasa kepada SAMPALA, ini mencerminkan kebersamaan yang luar biasa. Yang kedua, keinginan untuk sama-sama kita maju, dan yang ketiga yaitu salah satu bentuk untuk mendukung program pemerintah,” katanya.

“Hari ini adalah salah satu bentuk untuk menyelesaikan item-item zero waste. Berikutnya harapan saya SMAN 2 Mataram
menularkannya kepada sekolah-sekolah yang lain, dan saat ini telah dihadiri oleh perwakilan pecinta alam sekolah lain, dan ini adalah virus yang sangat baik,” sambungnya.

Secara nasional, Pemerintah Provinsi NTB telah menargetkan melakukan pengurangan pada tahun 2025 sebesar 30 persen, sehingga melalui program “zero waste”, diharapkan grafik pengurangan sampah bisa terus meningkat.

Untuk Kota Mataram sendiri, dari data Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram, volume sampah di Mataram saat ini mencapai sekitar 400 ton per hari, sementara yang dapat tertangani dengan baik sekitar 75 persen. (*)

Komentar Anda