Dari Sampah Menjadi Berkah

Pohon bekas: Salah satu anggota DPR RI Dapil NTB, H. Muhammad Luthfi, ketika berkunjung ke rumah Nurul Hikmah, salah satu perajin pohon yang terbuat dari bahan sampah plastik bekas (MUHAMMAD HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

Mendengar kata sampah, mungkin yang ada dibenak kita merupakan suatu hal yang kotor dan menjijikan, sehingga sering menjadi masalah di lingkungan masyarakat. Namun bagi Nurul Hikmah, 25 tahun, gadis tamatan SMA asal Dusun Gerami, Desa Geroa, Kecamatan Sikur, Kabupaten Lombok Timur, keberadaan sampah merupakan pembawa berkah.

 

 


MUHAMMAD HAERUDDIN – LOTIM


 

MELIHAT banyaknya sampah yang berserakan di sekitar kampungnya, terutama sampah plastik, membuat Nurul, panggilan akrabnya, mencoba memanpaatkan sampah-sampah plastik tersebut sebagai bahan untuk membuat kerajinan hiasan pohon. Tak disangka, hasil kreatifitasnya itu ternyata dapat mendatangkan penghasilan yang mampu menopang hidupnya, beserta keluarga.

Kerajinan hiasan pohon yang terbuat dari sampah tersebut diberikan nama “Pohonku Plastik Bekas”, sesuai dengan barang yang dipakai untuk membuat pohon tersebut, yakni plastik bekas yang dipungut di jalan-jalan dekat rumahnya. “Hasil karya saya ini biasa dijual keliling sama bapak, dan pernah juga dikirim sampai keluar daerah seperti Jawa dan Bali,” ungkapnya kepada Radar Lombok, Senin (10/10).

Baca Juga :  Kerajinan Tikar “Mendong Paok Pondong” yang Nyaris Punah

Diceritakan, kerajinan membuat pohon dari sampah plastik tersebut telah digeluti sejak tahun 2010 lalu, semenjak dia lulus SMA. Faktor ekonomi yang rendah, memaksanya untuk tidak melanjutkan kuliah. Selama menganggur utulah kemudian timbul ide untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi kerajinan yang bernilai ekonomis. “Ketimbang kita nganggur dirumah, saya coba aja buat usaha ini,” tambahnya.

Lebih jauh diungkapkan, untuk pembuatan satu pohon plastik, biasanya Nurul menghabiskan sampah plastik hingga 5 kilogram. Sehingga bisa dibayangkan, jika ada 1.000 pohon, maka sudah berapa banyak sampah plastik yang bisa dimanfaatkan. “Saya jual yang paling kecil Rp 50 ribu, dan semakin besar harganya juga makin tinggi, ratusan ribu,” imbuhnya.

Dari hasil kreatifitasnya tersebut, Nurul mengaku mampu meraih keuntungan hingga Rp 2 juta setiap bulannya. Namun karena produksinya masih berskala kecil, maka tenaga kerja yang digunakan masih sebatas keluarga saja.

Baca Juga :  Sempat Berjaya, Kini Sepi Pembeli

Buah dari keberhasilannya itu, saat ini Nurul juga sering diundang untuk mengisi pelatihan-pelatihan yang digelar di setiap kampung-kampung, bahkan kampus yang ada di Lotim. Termasuk kerajinan produksinya saat ini juga sedang dipamerkan pada acara Pameran Festival 1 Muharram di Lapangan Nasional Selong. Termasuk dia juga memasarkan produknya melalui media online.

Atas kreatifitasnya tersebut, salah satu anggota DPR RI Dapil NTB, H. Muhammad Luthfi juga pernah mengunjungi rumahnya. Menyatakan apresiasi terhadap langkah dan upaya yang dilakukan Nurul dalam menangani persoalan sampah yang selama ini menjadi masalah. “Pak Muhammad Luthfi pernah ke tempat kami beberapa bulan lalu, didampingi stafnya,” tutupnya bangga. (*)

Komentar Anda