Sampah Bisa Jadi Batu Sandungan Mataram Raih Adipura

SAMPAH MENUMPUK: Salah satu pojok komplek pertokoan di Cakranegara, menjadi tempat tumpukan sampah setiap hari. (SUDIR/RADAR LOMBOK)

MATARAM — Persoalan sampah di Kota Mataram belum juga tuntas. Bahkan meski sudah membeli mobil penyapu sampah. Buktinya, masih banyak sampah yang berserakan di komplek pertokoan seperti dikawasan Cakranegara setiap paginya.

Padahal, saat ini Pemkot Mataram telah mendaftar sebagai kabupaten/kota yang mengikuti lomba Adipura di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sebagai salah satu ajang bergengsi yang pernah ditoreh Kota Mataram, hal ini tentu patut dipertanyakan dalam mempertahankan kebersihan di Kota Mataram.

Wakil Ketua DPRD Kota Mataram, Abd Rachman mengatakan persoalan sampah memang masih menjadi tantangan terberat Kota Mataram dalam mengikuti ajang bergengsi tersebut. “Sampah masih menjadi tantangan dalam mengikuti ajang Adipura. Ini harus dibereskan bersama, apalagi setelah ada mobil truk penyapu sampah,” katanya kepada Radar Lombok.

Sampah yang terangkut ke TPA Regional Kebon Kongok mencapai 230 ton per hari. Ini menjadi kendala Kota Mataram, karena TPA Regional Kebon Kongok kini telah dibawah pengelolaan Pemprov NTB. Sehingga perlu ada koordinasi yang intens terkait dengan penanganan sampah di Kota Mataram.

Beberapa hambatan seperti saat terjadinya penyekatan pengangkutan sampah. Kota Mataram selalu terkepung sampah, sehingga membuat warga tidak nyaman, karena bau tidak sedap selama ini. Apalagi dibiarkan sampai berminggu-minggu. Dengan pemilahan sampah yang sudah ditetapkan DLHK Pemprov NTB, bisa meringankan beban Kota Mataram dengan memperbanyak edukasi pilah sampah.

Pola ini mulai dilakukan yakni dengan membuat perjanjian kerja sama pemanfaatan TPA Kebon Kongok. Sehingga per 1 Juli 2022 sampah yang dibawa ke TPA Kebon Kongok sudah terpisah antara organik dan anorganik. Keterlibatan masyarakat dalam pengolahan sampah akan sangat efektif.

Ia juga menyoroti banyaknya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang ditutup pemerintah, kemudian tidak diimbangi dengan pembangunan TPS baru. Sehingga menjadi pemicu masyarakat membuang sampah disembarangan tempat. Belum lagi ditambah dengan sebaran warga pendatang yang semakin pesat, menambah volume sampah semakin meningkat di sejumlah TPS.

“Dengan pengelolaan sampah yang buruk, maka akan berpengaruh pada penilaian dari Kementerian DLHK,” tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota mataram H kemal Islam mengatakan, Pemkot Mataram telah berupaya maksimal. Termasuk dalam persiapan penilaian dan penanganan persampahan di Kota Mataram yang terus dibenahi.

Saat ini, dia menyebutkan sistem penilaian Adipura berbeda, bahkan lebih berat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. KLHK hanya menilai sistem penanganan sampah seperti angkut, kumpul dan buang untuk indikator penilaian bertambah, yakni pemilihan sampah. (dir)

Komentar Anda