MATARAM – Guna memenuhi kebutuhan uang tunai hingga akhir tahun 2022, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp1,64 triliun atau meningkat 18,98% (yoy) dari tahun sebelumnya. Jumlah tersebut diperkirakan akan dapat mencukupi kebutuhan uang tunai pada bulan Desember, khususnya menjelang periode Nataru 2022.
”Penyediaan uang tunai dilakukan seiring momentum pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut, serta untuk mengantisipasi peningkatan transaksi masyarakat sejalan dengan kondisi pandemi yang semakin terkendali,” kata Kepala Perwakilan BI NTB Heru Saptaji, Rabu (14/12).
Heru mengatakan, mencermati perkembangan berbagai indikator makro ekonomi, BI NTB memperkirakan perekonomian Provinsi NTB pada tahun 2022 akan tumbuh pada kisaran 6,4% – 7,2% (yoy). Sejalan dengan pemulihan ekonomi, kebutuhan uang tunai pada bulan Desember 2022 diproyeksikan mencapai Rp1,01 triliun atau meningkat 20,58% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dalam upaya memastikan kebutuhan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang layak edar, kata Heru, BI NTB bersama perbankan dan Perusahaan Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR) juga siap memastikan dan berkomitmen untuk menjaga ketersediaan uang di mesin tarik uang (ATM) dan mesin setor tarik (Cash Recycling Machine)di Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Adapun hingga November 2022, outflow uang tunai di Provinsi NTB tercatat sebesar Rp8,61 triliun meningkat 28,31% (yoy). Peningkatan terjadi pada Uang Pecahan Besar (Rp100 ribu dan Rp50 ribu) sebesar 28,29% (yoy) dan Uang Pecahan Kecil (≤Rp20 ribu) meningkat 28,63% (yoy).
Sejalan dengan momentum perbaikan ekonomi yang terus berlanjut,perkembangan sistem pembayaran non-tunai juga mencatatkan perkembangan yang positif. Data pada triwulan IV 2022 (data s.d. November 2022) menunjukkan bahwa transaksi non-tunai, baik melalui RTGS dan Kliring secara total mencapai 49.600 transaksi dengan nominal transaksi sebesar Rp 8,37 triliun. Kondisi serupa juga ditunjukkan oleh perkembangan dari transaksi menggunakan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan uang elektronik dimana masing-masing meningkat sebesar 12,44% (yoy) dan 46,68% (yoy).
Seiring dengan mobilitas masyarakat yang meningkat dan aktivitas pemulihan ekonomi terus berlangsung baik, maka Bank Indonesia senantiasa terus mendorong masyarakat untuk menggunakan transaksi non-tunai, termasuk melalui instrumen pembayaran nirsentuh menggunakan QRIS (QR Code Indonesian Standard).Ā Hingga periode Oktober 2022, tercatat 203.254 pengguna yang ada di Provinsi NTB denganvolume transaksi sebesar 1,8 juta (Rp149 miliar).
”Seluruh perkembangan positif tersebut tentunya juga sejalan dengan literasi keuangan digital masyarakat di Provinsi NTB yang juga terus membaik setiap tahunnya. Go Digital agar tak tertinggal guna memajukan perekonomian daerah untuk Provinsi NTB yang Gemilang,” pungkas Heru. (luk)