Berangkat dari keprihatinan rendahnya minat baca di daerahnya, Salahudin tergerak menggagas perpustakaan keliling ke pelosok desa. Dia pun membiayai sendiri aktivitasnya ini.
AHMAD YANI – MATARAM
Pemuda berusia 25 tahun tersebut terlihat serius. Sejenak kemudian, nampak ia seperti kembali membayangkan sesuatu hal dialami beberapa tahun lalu. Iya. Salahuddin kembali membayangkan ketika dirinya merintis gerakan literasi ke pelosok desa dan dusun di Kabupaten Bima melalui perpustakaan kelilingnya.
Diawali pada tahun 2014 lalu, dia mendedikasikan dirinya bagi gerakan literasi di Kabupaten Bima khususnya di Kecamatan Sape dan Kecamatan Lambu. Ia menuturkan, gerakan literasi yang digagas ini diawali dari rasa keprihatinannya terkait rendahnya tingkat baca masyarakat terutama anak – anak di sekitar tempat tinggalnya di Kecamatan Sape, Bima.
Salahuddin sosok pemuda yang gemar dan suka membaca. Dengan hobi tersebut, ia memiliki banyak koleksi buku. Terutama ketika menempuh kuliah di Universitas Mataram. Ia menyisihkan sebagian dari uang bulanan yang dikirimkan orangtuanya untuk membeli buku. ” Akhirnya, dengan itu saya memiliki koleksi buku pribadi cukup lumayan,” tuturnya kepada Radar Lombok, Rabu lalu (6/9).
Ia memang pemuda tak mudah menyerah. Berbagai tantangan dan hambatan dialami saat merintis gerakan literasi melalui perpustakaan keliling tersebut.Dengan sepeda motor,Salahuddin masuk ke kampung satu ke kampung lainnya sambil membawa kardus digunakan untuk membungkus buku.