MATARAM–PT Asuransi Bangun Askrida, salah satu perusahaan patungan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) se Indonesia, dalam hal ini Bank NTB, performa usaha asuransinya masuk terbaik ke 5 nasional tahun 2016.
Perkembangan PT Askrida yang bisnisnya untuk all insurance (semua produk asuransi) membuat perusahaan ini bisa memberikan deviden menggiurkan bagi pemegang saham, tentunya sesuai dengan porsi saham yang ditanam di perusahaan tersebut. Termasuk di dalamnya Pemprov NTB dan Bank NTB juga mendapatkan bagian porsi deviden setiap tahunnya.
Hanya saja, saham yang dimiliki Pemprov NTB di PT Askrida ini cukup kecil, hanya 0,0 persen dari 34 pemerintah provinsi se Indonesia, atau di urutan ke 33 dari 34 provinsi di Indonesia. “Saham Pemprov NTB hanya 0,00 persen, atau baru hanya Rp 200 juta saja saat ini,” kata Cabang PT Askrida Mataram, Rudi Irawan, Rabu (16/8).
Hal tersebut disampaikan Rudi, menanggapi anggota dewan dari Fraksi PKS DPRD NTB, Johan Rosihan beberapa waktu lalu yang menyebut sejumlah BUMD dan penyertaan modal dari Pemprov NTB sumbangsihnya dalam PAD masih sangat kecil.
Rudi mengatakan, pembagian porsi deviden di PT Askrida tentunya juga diterapkan oleh hampir semua perusahaan, yang disesuaikan dengan porsi saham yang dimiliki di dalam perusahaan patungan tersebut. Dimana mayoritas pemegang saham di PT Askrida ini adalah Pemprov Sumatera Barat, dan juga BPD Sumatera Barat.
“Untuk saham Pemprov NTB masih sangat kecil. Tapi justru saham Bank NTB yang lebih besar, makanya mendapatkan deviden lebih besar dibandingkan dengan Pemprov NTB,” ujarnya.
Menurut Rudi, pihaknya telah berkali-kali mengajukan dan mendorong Pemprov NTB untuk memperbesar kepemilikan sahamnya di PT Askrida. Hanya saja, usulan untuk menambah saham di PT Aksrida selalu mentok.
Termasuk tahun 2017 ini, dalam APBD NTB murni juga tidak ada penambahan penyertaan modal. Begitu juga di APBD Perubahan tahun 2017 ini juga tidak ada kabar akan penambahan penyertaan modal. “Porsi pembagian deviden ke pemegang saham itu 45 persen secara nasional. Tapi kembali lagi disesuaikan dengan besaran sahamnya,” kata Rudi.
Karena itu, Rudi mendorong Pemprov NTB bisa terus memperbesar kepemilikan sahamnya, dengan mengalokasikan penyertaan modal setiap tahunnya. Hal tersebut tentu akan berdampak positif dalam deviden yang akan diterima. Terlebih lagi PT Askrida merupakan perusahaan nasional dan terus menunjukan kinerja yang positif hingga masuk 5 besar asuransi dengan kinerja terbaik.
“Pemprov NTB baru memiliki 20 lembar saham, atau harga 1 lembar itu Rp 10 juta. Sementara BPD NTB (Bank NTB) sendiri memiliki lebih dari 100 lembar saham, tentunya pembagian deviden ke Bank NTB lebih besar,” pungkasnya. (luk)