
PRAYA-Rumah tahanan (Rutan) Negara Klas IIB Praya Lombok Tengah mengembangkan budidaya ikan lele.
Budidaya ini bekerjasama dengan Dislutkan Lombok Tengah. Kabid Budi Daya Dislutkan Lombok Tengah, M Kamrin mengatakan, budidaya ikan lele di Rutan Praya, sebenarnya sudah mulai dilakukan sejak awal tahun 2016 lalu. Di mana jumlah ikan lele yang sudah diberikan sebanyak 10 ribu. “Ikan lele ini mengandung gizi cukup tinggi, makanya kita bersama kepala rutan berkomitmen untuk mengembangkan ikan ini di rutan,” katanya, Senin (28/11).
Pengembangan ikan lele di Rutan Praya lanjutnya, untuk yang sekarang ini sudah memasuki ketiga kalinya. Setiap satu kali tiga bulan ikan lele sudah bisa dipanen. Setiap kali pembibitan, pihaknya memberikan 3 ribu bibit ikan lele.
Selain di rutan, pihaknya juga mengembangkan ikan lele di 12 kecamatan, artinya budidaya ikan lele sudah ada kelompok di setiap kecamatan. Sehingga pihaknya mempredikasikan, selama satu tahun sebanyak satu juta bibit lele sudah dibudi dayakan. “Sekitar 1 juta lele kita sudah sebarkan ke sluruh kecamatan se Loteng,” tuturnya.
Memilih ikan lele sebagai budidaya, di samping masa panennya cepat, ikan lele juga mengandung gizi yang melebihi protein daging. Selain itu, ikan lele cocok untuk cuaca dan suhu yang lembab dan sulit mati meski dalam keadaan kritis.
Sebagai tempat budi daya ikan Lele, saat ini Dislutkan memiliki 4 lokasi pembibitan. Di antaranya di Desa Bonjeruk Kecamatan Jonggat, Aik Bukak Kecamatan Batukliang Utara, Gerunung Kecamatan Praya dan Desa Pemepek Kecamatan Pringgarata. Ia menambahkan, budidaya ikan lele akhir-akhir ini terus mengalami pengembangan cukup pesat. Lebihnya lagi ketika daging hewan harganya melonjak, ini malah membuat ikan lele berkembang pesat. “Alhamdulillah, masyarakat yang suka mengkonsumsi daging banyak yang beralih ke ikan lele setelah tahu kelebihannya,’’ sebutnya.
Selanjutnya, jika ada masyarakat yang ingin membudidayakan ikan tersebut, sangatlah tidak sulit. Cukup sekadar membuatkan surat pengantar dan ada lahan, pihaknya siap untuk memberikan bibit. “Ikan lele tidak butuh lokasi yang luas. Cukup kolam 2 kali 3 meter sudah bisa diisi empat ratusan lele,” bebernya.
Sementara Kepala Rutan Praya, Lalu Jumaidi mengaku cukup terbantu dengan pengembangan ikan lele. Ketika harga daging mahal, ikan lele yang ada bisa dimamfaatkan untuk dijadikan lauk bagi napi. ‘’Kita juga melibatkan napi langsung dalam pengembangan ikan lele ini,’’ katanya. (cr-ap)