Rumah Kemasan NTB Masih Jalan di Tempat

Rumah Kemasan NTB Masih Jalan di Tempat
SEPI : Susana sepi Rumah Kemasan NTB yang diwacanakan sebagai pusat produksi kemasan produk pelaku IKM/UMKM.( DOK/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Keberadaan Balai Kemasan yang dihajatkan menjadi penggerak industry kecil dan menengah (IKM) mendapatkan kemasan dengan harga murah dan berkualitas, ternyata sampai sekarang masih jalan di tempat. Bahkan, pelaku IKM masih minim memanfaatkan jasa Rumah Kemasan, karena kualitas dan harga yang tidak bersaing dengan perusahaan swasta untuk pembuatan kemasan ini.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB Nuryanti mengakui, jika keberadaan Rumah Kemasan belum mampu bersaing dengan perusahaan swasta. Hal tersebut disebabkan kondisi fasilitas yang belum memadai dari mesin, sehingga belum mampu bersaing terutama untuk harga.

“Tahun depan Rumah Kemasan akan membangun gudang untuk menyimpan stok bahan baku kemasan. Dimana stok kebutuhan tersebut bisa digunakan selama satu tahun. Mengingat, selama ini balai kemasan membeli bahan baku apabila ada pesanan, sehingga membuat tinggi harganya,” kata Nuryanti, Senin (11/11).

Ia mengatakan, selama ini Rumah Kemasan membeli bahan bakunya sedikit-sedikit sesuai dengan pesanan yang akhirnya harga yang diberikan kepada pelaku IKM jatuhnya lebih mahal.  Karena harga yang tidak bersaing, menyebabakan banyak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta Industri Kecil Menengah (IKM) berpaling memesan kemasan di luar NTB.

“Insyaallah, kedepan gudang kita perbaiki dan juga meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di Rumah Kemasan,” ujarnya.

Menurut Yanti, harga antara kemasan diluar dengan kemasana di NTB memang berbeda. Meskipun bahan dan desain kemasannya pun sama, tetapi kemungkinan dengan tarif yang berbeda, sehingga perlunya manajemen yang lebih baik lagi dari sebelumnya, agar UMKM dan IKM mendapatkan pelayanan yang maksimal dan hasil kemasan yang dibuat juga tidak kalah dengan didapatkan dari pulau Jawa.

Diakuinya, beberapa waktu lalu Balai Kemasan sempat kewalahan menerima pesanan, sehingga banyak yang tidak bisa dilayani. Selain itu, kendala di mesin cetak dan potong yang dimiliki Rumah Kemasan hanya satu saja, sementara permintaan cukup banyak.  Oleh sebab itu, Dinas Perindustrian sebagai pengelola Rumah Kemasan, pada 2020 juga mencanangkan adanya penambhan mesin dan beberapa fasilitas lainnya, agar layanannya kepada IKM dan UMKM lebih maksimal.

“Memang untuk kemasan, baik itu dalam bentuk kotakan besar hingga kecil ada mesin kemasan sachet. Hanya saja mesin sachet tersebut masih belum optimal digunakan,” katanya.

Terpisah, salah seorang pelaku usaha sambal pawon umi di Babakan Mataram Irawati mengaku dirinya menggunakan kemasan dari luar daerah untuk kemasan produknya dalam bentuk botol.

“Saya ambil dari luar, kalau disini ada. Cuma harganya sedikit lebih mahal. Kalau untuk labelnya juga buatnya di luar,” katanya. (dev)

Komentar Anda