GIRI MENANG – Layanan pendidikan di Lombok Barat ternyata belum sepenuhnya merata dirasakan masyarakat, terutama mereka bermukim di pelosok. Seperti puluhan murid Madrasah Ibtidiyah (MI) NW Al-Mujahidin, Dusun Bunbeleng, Desa Sekotong Timur, Kecamatan Lembar.
Madrasah Dusun Bunbeleng masih jauh tertinggal dari layanan fasilitas publik maupun layanan dasar lainnya. Bahkan, tidak ada satupun guru PNS yang mengajar ke sekolah tersebut. Semua pembangunan layanan dasar dilakukan dengan swadaya.
“Madrasah ini sudah berdiri sejak tahun 1994. Dan baru kali ini diberikan bantuan,” terang Hafid Sulaiman, guru sekolah setempat, Sabtu (20/8).
Katanya, madarasah tersebut sudah berumur 20 tahun. Namun tidak pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah. Praktis, fasilitas sekolah inipun tidak ada perubahan sama sekali.
Saat ini jumlah siswa mencapai 55 orang dengan jumlah guru 6 orang. “Makanya, bagi masyarakat yang melanjutkan ke tingkat SMP, SMA, dan kuliah, mereka harus keluar dari pelosok ini,” jelasnya.
Lokasi madrasah ini terletak diatas bukit dengan kondisi jalan rusak parah sepanjang 5 kilometer. Imbasnya, tidak ada satupun pejabat yang pernah datang ke lokasi tersebut. “Di sini jumlah penduduknya mencapai 425 jiwa dengan jumlah 200 KK,” sebut Kadus Bunbeleng, Mustaim.
Atas dasar kondisi itu, Sanggar Belajar Rumah Cerdas bersama rombongan yang terdiri dari Dharma Wanita Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lombok Barat, Taft Diesel Indonesia, dan Forum Wartawan Lombok Barat memberikan bantuan sejumlah peralatan sekolah kepada siswa tersebut.
“Saya pernah datang beberapa waktu lalau, dengan mengajak teman-teman ibu untuk memenuhi janji memberikan sejumlah bantuan peralatan sekolah,” terang Direktur Sanggar Belajar Rumah Cerdas, Evi Febriana, di hadapan murid dan warga setempat.
Dusun Bunbeleng bakal menjadi lokasi binaan rumah cerdas, pihaknya tidak melihat apapun jenis sekolah. Yang terpenting ada banyak generasi bersemangat bersekolah. Adapun jenis bantuan diberikan berupa alat tulis, baju, buku-buku bacaan, dan papan tulis. “Kedepan, akan terus melakukan serupa mengajak yang lain untuk peduli,” katanya.
Kedepan juga, pihaknya bakal membuka taman belajar Pelangi kedua. Pihaknya telah membukan taman belajar Pelangi pertama di Dusun Teluk Enggok Desa Sekotong Barat Kecamatan Sekotong. “Kita fokus peduli pendidikan dengan menyasar pelosok, agar mampu memberikan harapan,” optimisnya.
Sementara itu, Ketua Darma Wanita Dikbud Lombok Barat, Evi Zuhara menyampaikan, pihaknya tidak melihat asal usul sekolah ini. Yang terpenting, siswa bisa bersekolah yang terus mencapai cita-cita tinggi. “Adik-adik harus memiliki cita-cita yang tinggi, dan harus mampu mengejar mimpi,” tegasnya. (flo)