RSUD Provinsi NTB dan FK Unram Buka Prodi Spesialis Bedah

DR. dr. Rohadi Sp.BS (K), FICS, FINPS (Faisal Haris/Radar Lombok)

MATARAM – Upaya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi NTB dan Fakultas Kedokteran Univesitas Mataram (FK Unram) membuahkan hasil dalam memperjuangkan pembukaan program studi pendidikan spesialis bedah di NTB yang sudah cukup lama diperjuangkan. Akhirnya, terbitkan Surat Keputusan (SK) Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Menristekdikti) Nomor : 424/E/O/2022 tentang Izin Pembukaan Studi Ilmu Bedah Program Spesialis pada Univesitas Mataram, tertanggal 13 Juni 2022.

Dengan terbitnya SK tersebut, maka menjadi suatu kebanggan bagi masyarakat NTB dan Nusa Tenggara, mengingat proses pengajuan sehingga diterbitkan izin cukup panjang. “Alhamdulillah tahun 2022 ini sudah di ACC oleh Dikti kita membuka program studi spesialis Bedah di NTB pada FK Unram,” ucap Devisi Bedah Saraf KSM Bedah RSUD Provinsi NTB/FK Unram, DR. dr. Rohadi Sp.BS (K), FICS, FINPS kepada Radar Lombok, Kamis (16/6).

Rohadi yang juga Ketua IDI Provinsi NTB ini menuturkan, hingga saat ini NTB memiliki dua FK di kampus negeri dan swasta. Untuk di kampus negeri ada di Unram dan satu di kampus Universitas Islam Al-Azhar (Unizar) Mataram. “Kita sudah berproses sudah lama, dari 17 sampai 16 tahun baru ada program studi kedokteran di NTB,” tuturnya.

Dengan sudah lama berproses maka dinilai sudah memiliki kepatutan dan kelayakan untuk membuka program studi spesialis bedah di FK Unram. Prosesnya tidak kurang dari tiga sampai empat tahun lalu memperjuangkan izin supaya program spesialis dibuka di NTB. “Jadi tidak sekarang prosesnya tapi sudah sejak 2017, 2018 lalu. Alhamdulillah tahun 2022 ini sudah disetujui Dikti untuk kita buka program studi spesialis bedah,” sambungnya.

Tidak hanya itu, katanya, saat ini juga sedang berproses untuk program-program spesialis lainnya. “Jadi nanti akan diikuti program studi spesialis yang lainnya karena yang lain sedang berproses. Seperti rogram spesialis obgyn atau dokter kandungan, spesialis  paru dan saraf, serta yang akan berproses berikutknya untuk S-2 ilmu kedokteran. Jadi itu yang sedang berproses sekarang. tapi tidak tahu kapan izinnya keluar, kita serahkan proses yang ada karena prosesnya panjang,” ujarnya.

Baca Juga :  Didi Datangi Gudang Bulog

Dengan telah diterbitkan izin untuk membuka program spesialis bedah di FK Unram, maka mulai sekarang sudah diperbolehkan menerima Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), sehingga masyarakat NTB yang ingin melanjutkan studi mengambil spesialis bedah tidak perlu lagi keluar daerah. Tapi cukup mendaftar diri di FK Unram dengan mengikuti syarat dan ketentuan yang ada. “Jadi sekarang kita sudah bisa menerima calon pendaftar PPDS bedah,” katanya.

Kehadiran program PPDS tidak terlepas dari dukungan RSUD Provinsi NTB yang menjadi satu kesatuan dengan FK Unram dan menjadikan RSUD Provinsi NTB jadi rumah sakit rujukan utamanya. “Jadi program PPDS bedah ini merupakan bagian dari FK Unram dan RSUD Provinsi NTB yang menjadi rumah sakit rujukan utama dari FK Unram, tidak bisa dipisahkan,” jelasnya.

Soal target peserta PPDS bedah yang akan diterima pada awal ini, lanjutnya, sebetulnya tidak memiliki target. Pasalnya dari Kolegium dan Dikti sudah menentukan syarat jumlah yang diterima. Artinya pada tahun pertama diharuskan akan menerima dokter paling banyak dua sampai empat. “Tidak bisa banyak kita terima kalau untuk spesialis itu, paling dua sampai empat orang. Tapi setelah diakreditasi diberikan diakhir tahun oleh Kolegium, habis itu dua tahun diakreditasi oleh Lamptkes baru kalau layak lagi baru dibuka lebih banyak karena ada proporsional bembagian antara dosen dan peserta PPDS-nya satu berbading lima biasanya,” jelasnya.

Apakah ada kuota khusus yang akan diberikan bagi putra-putri NTB  yang hendak ikut mendaftar sebagai peserta PPDS? Rohadi mengaku tidak. Tetapi akan memprioritaskan bagi putra-putri NTB yang ikut mendaftar. “Tidak ada kuota khusus. Tapi yang jelas kita akan ada skala prioritas bagi putra daerah, baik itu NTB, Nusa Tenggara Timur dan sekitarnya. Dengan syarat mereka dibutuhkan sekali dengan daerahnya dan bila perlu diberikan beasiswa oleh daerahnya, sehingga itu bisa kita terima dan tentunya ada tesnya untuk kelayakan kita terima,” katanya.

Baca Juga :  Kantor Wali Kota akan Dipindah

Untuk pembukaan pendaftaran, sambungnya, ditergetkan dibuka pada bulan Juni ini sudah menerima untuk pendaftaran, karena proses pendaftaran tidak lama akan dimuka apalagi yang akan diterima antara dua sampai empat orang. “Jadi kalau sudah cukup 10-15 orang yang mendaftar ya kita tes. Tapi yang mau daftar lagi bisa tahun disemester depan karena penerimaan PPDS spesialis tidak sama kanyak pendaftaran mahasiswa S-1, tapi kita buka pendaftaran per enam bulan dibukanya,” terangnya.

Namun jika dilihat secara efek positif bagi NTB dengan telah dibuka izin program spesialis bedah, kata Rohadi, pasti akan meningkatkan sumbar daya manusia (SDM) spesialis yang ada di NTB dan Nusa Tenggara pada umumnya serta Indonesia bagian timur. Karena selama ini promble jumlah dokter spesialis di Indonesia retribusinya terjadi mal distribusi dokter umum dan spesialis. “Makanya untuk pemenuhan dokter umum kan kita sudah ada dua Fakultas Kedokteran di NTB dan untuk dokter spesialis-nya kita baru disetujui untuk buka, sehingga kita berharap nanti dokter spesialis bedah atau dokter spesialis lainnya yang akan menyusun akan mengisi kantong-kantong di daerah Indonesia, khususnya di kabupaten kota yang ada di NTB dan kabupaten kota di Nusa Tenggara serta Indonesia di bagian timur,” harapnya.

Di samping itu, sambungnya, diharapkan juga dengan dibuka program spesialis ini untuk meningkatkan drajat SDM masyarakat yang ada di NTB. “Jadi yang kita harapkan dengan buka program studi spesialis di NTB ini akan membuka peluang bagi putra putri NTB untuk sekolah di daerahnya sendiri,” tambahnya.

Karena menurutnya, jika putra-putri NTB setelah selesai sekolah spesialis maka akan mengabdikan dirinya untuk daerahnya sendiri sehingga untuk meningkatkan SDM yang ada di NTB dan Nusa Tenggara umumnya. “Sehingga derajat kesehatan kita di NTB dan Nusa Tenggara akan semakin meningkat dan tidak kalah dengan daerah lainnya. Itu terget kita,” pungkasnya. (sal)

Komentar Anda