RSUD Praya Lombok Tengah Kekurangan Dokter Spesialis

Ilustrasi Dokter
Ilustrasi Dokter

PRAYA – Sampai saat ini pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya, masih terkendala dengan kurangnya dokter spesialis. Sampai saat ini, pihak rumah sakit tidak memiliki dokter spesialis yang menangani penyakit jantung dan urologi atau penyakit pada ginjal.

Kurangnya dokter spesialis di rumah sakit tersebut diakui langsung Direktur RSUD Praya dr Muzakir Langkir, kekurangan tersebut sudah lama terjadi. Dan, kekurangan ini cukup mengganggu pelayanan selama ini mengingat tak sedikit pasien yang mengidap penyakit ginjal datang berobat. Tetapi, pihaknya selalu merujuk pasien tersebut ke RSUP NTB mengingat tidak ada dokter ahli yang akan menanganinya di RSUD Praya.  “Untuk spesialis jantung dan ginjal memang tidak ada di rumah sakit. Dan kita akui untuk saat ini kita sangat membutuhkan karena selama ini,’’ ungkap Langkir.

Baca Juga :  Anggaran Besar, Kemiskinan di Lombok Tengah Masih Menyebar

Pihak rumah sakit sendiri saat ini hanya memiliki 14 tenaga spesialis dari berbagai bidang. Yaitu, sepesialis dokter kandungan 4 orang, bedah 2 orang, penyakit dalam 1 orang, telinga hidung dan tenggorokan (THT) 1 orang dan khusus untuk menangani penyakit anak 1 satu orang. “Biasanya jika kita menerima pasien penyakit jantung dan urologi atau penyakit pada ginjal, maka sebelum kita rujuk pasien akan dirawat dokter penyakit dalam, karena dua penyakit ini termasuk penyakit dalam. Tapi kedepan kita akan usahakan agar memiliki para dokter spesialis juga untuk menunjang pelayanan di rumah sakit saat ini,” tambahnya.

Hal itu dikarenakan karena dokter spesialis dua penyakit tersebut, saat ini sedang menjalani masa pendidikan yang akan selesai pada 2018 mendatang. Pihak rumah sakit sendiri sudah mengirim tenaga 2 orang untuk menuntut ilmu dalam memenuhi kebutuhan pelayanan. “Untuk januari 2018 kita sudah punya dokter ahli itu karena yang saat ini menempuh pendidikan akan pulang. Saat ini mereka sekolah di beberapa perguruan tinggi yang ada di Indonesia seperti ada di UGM dan UI, maka insya Alloh jika mereka sudah pulang maka semua fasilitas yang kita miliki di rumah sakit akan lengkap,” katanya.

Para dokter ahli itu menempuh pendidikan dibiayai langsung oleh pemerintah pusat, hal itu untuk menunjang sarana dan perasarana yang ada. “Yang jelas bahwa kekurangan yang ada saat ini akan kita tanggulangi pada Januari mendatang, sehingga tidak lagi kita merujuk warga kita yang sakit menuju mataram. Terlebih jarak yang ditempuh oleh pasen dari Praya ke Mataram juga lumayan jauh, sehingga perlu kita antisipasi untuk mencegah kemungkinan adanya hal-hal yang buruk,” tutupnya. (cr-met)

Komentar Anda