RS Cahaya Medika Ditutup Paksa

TUTUP PAKSA: Puluhan warga Lingkungan Wakan Kelurahan Leneng menutup paksa aktivitas Rumah Sakit Cahaya Medika Praya, Minggu (7/2). (M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK )

PRAYA – Warga Lingkungan Wakan Kelurahan Leneng Kecamatan Praya menutup paksa aktivitas Rumah Sakit Cahaya Medika (RSCM), Minggu (7/2). Hal ini sebagai bentuk kekecewaan warga akibat limbah dari rumah sakit yang dianggap tidak dikelola dengan baik sehingga membuat warga setempat terganggu dengan bau yang ditimbulkan.

Ketegangan antara warga dengan pihak RSCM tidak terhindarkan. Warga tidak menerima penjelasan pihak RSCM yang dianggap tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Warga kemudian menutup paksa RSCM dengan membentangkan spanduk tuntutan. Warga juga menutup akses masuk RSCM dengan bambu dan kursi di RSCM.

Salah seorang warga Lingkungan Wakan, Abdul Hamid menegaskan, aksi yang dilakukan warga ini sebagai bentuk kekesalan mereka yang sudah bertahun-tahun merasakan dampak limbah yang dihasilkan RSCM. Di samping itu, aksi ini merupakan yang kesekian kalinya setelah warga tidak pernah mendapat kejelasan dari pihak RSCM. “Limbahnya sangat bau dan ini membuat kami merasa sangat terganggu. Maka kami mempertanyakan dokumen analisa dampak lingkungannya (amdal). Ini sudah lama kami protes tapi tidak pernah mendapatkan respons yang baik,” sesal Abdul Hamid saat di lokasi, kemarin.

Selain mempertanyakan dokumen amdal RSCM, warga juga menanyakan amdal lalu lintas rumah sakit swasta itu. Karena selain mengeluhkan bau yang menyengat, warga juga mempertanyakan semrawutnya parkir di RSCM. Kondisi ini tak jarang membuat terjadi kemacetan arus lalu lintas. “Bahkan kami menduga bahwa amdal yang digunakan ini adalah amdal palsu, karena tidak pernah melibatkan masyarakat. Jadi semua unsur dalam amdal ini tidak terpenuhi,” tukas Abdul Hamid.

Akibatnya, kata Hamid, cara mengalirkan limbah dan tempat penampungan limbahnya tidak sesuai dalam amdal. Sehingga warga sangat merasa terganggu dengan bau yang ditimbulkan oleh limbah ini. “Jadi sudah beberapa kali limbah ini mengalir ke dalam perkampungan dan kita juga sering hearing ke kantor lurah. Tapi selalu dijanjikan akan mengatasi saluran limbah ini, tapi tidak pernah terealisasi,’’ protesnya.

Warga lainnya, Fauzan menegaskan, bahwa warga saat ini tidak ingin hanya dijanjikan kapan akan tertangani masalah limbah ini. Pasalnya limbah yang ditimbulkan oleh pihak RSCM sangat meresahkan warga. “Warga kami tidak tau amdal dan lain sebagainya, yang jelas RSCM sudah membawa masalah dan melanggar aturan,” tukasnya.

Fauzan menambahkan, apa yang dilakukan ini bukan ingin mengganggu pasien. Akan tetapi murni sebagai bentuk kekecewaan warga yang sudah sangat resah dan sudah bosan dengan janji-janji pihak rumah sakit. “Permasalahan sekarang limbah ini sangat bau dan ini sudah sangat membahayakan. Kalau limbah ini tidak segera ditangani, maka kami akan obrak-abrik RSCM ini,” geramnya.

Direktur RSCM, dr Philips Habib mengaku, sudah mendengarkan keluhan warga sejak menjadi Direktur RSCM pada April 2020. Keluhan warga ini menyusul adanya adanya pipa limbah RSCM yang bocor di depan gedung. Limbah inilah yang kemudian tumpah ke selokan warga. Namun, pihaknya memastikan dalam setiap pembangunan rumah sakit selalu ada izinnya. “Semua izin sudah kita penuhi dan seiring dengan perkembangan rumah sakit makin lama ada penambahan jumlah tempat tidur, ada penambahan jumlah karyawan maka tentu saja limbah medis akan bertambah. Untuk itu kita sudah berproses untuk penambahan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) yang sebelumnya kecil, sekarang kita tambah empat kali lipat,” terangnya.

Akan tetapi, sambung Phillip, karena IPAL dengan ukuran besar membutuhkan waktu pengerjaan hingga enam bulan. Maka untuk jangka pendek pihak rumah sakit juga melakukan penyedotan terhadap limbah yang ada. “Sebenarnya kapasitas penampungan limbah sampai secara terori masih memenuhi jika tidak ada curah hujan yang tinggi. Jadi solusinya kita langsung sedot dalam jangka waktu secepatnya,” jelasnya. (met)

Komentar Anda