
MATARAM – Balai Bahasa Provinsi NTB sukses menggelar Anugrah Duta Bahasa Provinsi NTB 2025 untuk memilih Duta Bahasa Provinsi NTB yang nantinya akan mewakili daerah di Pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional.
Grand Final Anugrah Duta Bahasa Provinsi NTB 2025 digelar pada Kamis (5/6) di Hotel Lombok Raya, dihadiri Bunda Literasi NTB Sinta M Iqbal, Kepala Balai Bahasa Provinsi NTB Dwi Pratiwi, serta dihadiri 20 finalis Duta Bahasa Provinsi NTB 2025, diantaranya 10 putra dan 10 putri, para dewan juri dan tamu undangan lainnya.
Dalam Grand Final tersebut, 20 finalis putra dan putri tampil memukai para dewan juri, terkait pemahaman mereka tentang pemanfaatan dan pelestarian bahasa daerah dan bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa Tanah Air. Dari 20 finalis tersebut, terpilih 10 finalis, 5 putra dan 5 putri lolos ke babak final untuk memperebutkan juara I, II dan III.
Setelah melalui penjurian yang super ketat, akhirnya terpilih M Rozi Fatwa Ilham dari Lombok Timur menjadi Juara I Putra dan Alifa Putri Eldina Juara I Putri Duta Bahasa Provinsi NTB 2025. Rozi dan Alifa sebagai juara I Putra dan Putri Duta Bahasa Provinsi NTB 2025 akan mewakili Provinsi NTB pemilihan Duta Bahasa Tingkat Nasional di Jakarta.
Untuk Juara II Putra berhasil terpilih Al Hafiez Ariouso dan Juara II Putri Novia Afifah Arsandy. Sementara itu, Juara III Putra terpilih Arsy Zulhakim dan Juara III Putri Hadil Hudati Awwari Rameci. Para pemenang I hingga III mendapatkan piagam, piala, uang pembinaan dan serta sejumlah bonus dari sponsor.
Kepala Balai Bahasa NTB, Dwi Pratiwi mengatakan Anugerah Duta Bahasa telah berlangsung cukup lama. Para Duta Bahasa dapat menjadi penerus pesan dari Balai Bahasa Provinsi NTB untuk mengkampanyekan penggunaan bahasa daerah dan Indonesia di pergaulan sehari-hari dan juga tempat umum.
“Selama ini, para Duta Bahasa Provinsi NTB telah berhasil menjadi mitra pengembangan dan pembinaan bahasa di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat,” ucap Dwi Pratiwi.
Dikatakan Dwi, bahwa para finalis Duta Bahasa Provinsi NTB 2025 yang terpilih tidak hanya dituntut memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar, tetapi juga diharapkan menjadi agen perubahan yang mampu menjembatani kesenjangan komunikasi antar-generasi.
Selain itu, kata dia, para Duta Bahasa juga menjadi pemeran untuk pelestarian bahasa daerah dan penguasa bahasa asing, sesuai dengan Trigatra Bangun Bahasa.
“Melalui Duta Bahasa, kami menjadi makin mudah berkomunikasi dengan generasi muda,” ujar Dwi.
Sementara itu, Bunda Literasi NTB Sinta M. Iqbal mengatakan menjadi Duta Bahasa bukanlah sekadar gelar simbolis, tetapi dibalik peran itu tersimpan tanggung jawab besar untuk membawa perubahan dalam cara generasi muda berkomunikasi dan memahami makna literasi yang sesungguhnya.
“Menjadi Duta Bahasa adalah tugas yang berat. Karena, ada masa depan generasi muda yang dititipkan ke pundak mereka para Duta Bahasa,” kata Sinta Iqbal.
Menurutnya, kemampuan menyampaikan gagasan secara tepat dan efektif sangat penting di era digital saat ini. Di mana informasi bergerak sangat cepat namun sering kali dangkal pemaknaannya. Tak hanya sekadar bisa membaca dan menulis, melainkan literasi kini juga menyangkut kemampuan memahami dan mengimplementasikan informasi ke dalam kehidupan nyata.
“Para Duta Bahasa diharapkan menjadi teladan dalam hal ini, menunjukkan bagaimana literasi dapat menjadi kekuatan untuk perubahan sosial yang positif,” harap Sinta Iqbal.
Ia menambahkan, Anugerah Duta Bahasa Provinsi NTB 2025 ini juga menjadi titik awal dari berbagai program literasi yang akan digalakkan di seluruh wilayah NTB. Pemerintah Provinsi NTB, melalui Balai Bahasa NTB dan instansi terkait, diharapkan dengan kehadiran para Duta Bahasa ini dapat mendorong kesadaran literasi sejak dini, terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa.
“Semoga generasi muda ke depannya semakin melek literasi,” harap Sinta Iqbal. (luk)