Ribuan Warga Sekotong Terisolir

MAKIN PARAH : Kondisi jembatan Bengkang di desa persiapan Pengantap Kecamatan Sekotong makin parah setelah hujan lebat, Sabtu (20/11). Warga menanti janji Pemprov NTB memperbaiki jembatan ini.(ISTIMEWA/RADAR LOMBOK)

GIRI MENANG – Jembatan Bengkang di desa persiapan Pengantap Kecamatan Sekotong yang beberapa waktu lalu putus diterjang banjir kini kondisinya semakin parah. Kondisi jembatan kini putus total setelah diterjang banjir pada Sabtu (20/11).

Untuk diketahui, banjir kembali menerjang sejumlah dusun di wilayah Sekotong, Sabtu (20/11) sekitar pukul 12.30 Wita. Air sungai menghanyutkan bagian jembatan yang putus. Jika sebelumnya jembatan masih bisa dilewati, kini total tidak bisa dilewati sehingga ribuan penduduk yang tinggal di lima dusun terisolir.

Kepala Dusun Bengkang, Dirawan menyampaikan, hujan lebat mengguyur dan mengakibatkan rumah-rumah penduduk diterjang banjir. Rumah warga yang direndam banjir yakni berada di Dusun Bengkang, Dusun Kebeng dan Dusun Pengantap. Dusun terdampak paling parah adalah Bengkang. Bagian tengah jembatan hanyut.

Lima dusun terisolir yakni Dusun Kebeng, Dusun Pangsing, Dusun Pengantap, Dusun Bange dan Dusun Meang. Lima dusun itu berada di daerah seberang jembatan yang langsung menghubungkan Lobar dengan Loteng. ‘’Jembatan ini satu-satunya jalur yang dilewati oleh warga masyarakat,” ungkapnya kemarin.

Baca Juga :  DPP PKS Terbitkan Surat Pergantian Wakil Ketua DPRD NTB

Jumlah penduduk di lima dusun yang terisolir itu sebanyak 1.300 KK. Warga mendesak Pemerintah Provinsi NTB secepatnya membangun kembali jembatan. Warga sangat membutuhkan jambatan ini sebab menjadi satu-satunya akses keluar desa. “Kita tunggu janji Pemprov untuk membangun jembatan ini,” tambahnya.

Kepala Dinas PUPR Lobar,  I Made Arthadana mengatakan, jembatan darurat akan segera dibangun oleh Pemprov NTB. ‘’Provinsi sudah menyiapkan untuk penanganan jembatan darurat tapi kapasitasnya terbatas,” ungkapnya saat dihubungi terpisah.

Jembatan dengan panjang 12 meter ini memang sudah dimakan usia. Jembatan ini dibangun tahun 1983 silam. Made mengaku langsung melakukan koordinasi dengan Dinas PU Provinsi NTB begitu jembatan ini putus beberapa waktu lalu. “Kita punya TRC (Tim Reaksi Cepat), begitu ada bencana meraka langsung begerak mengantisipasi dan mengkondisikan lapangan,” terangnya.

Terkait kondisi sungai , Made menilai perlu dilakukan normalisasi sebagai antisiapasi banjir. Hal ini pun juga akan dikoordinasikan kepada pihak provinsi. Namun yang pasti kata Made, provinsi sudah menganggarkan untuk pembangunan permanen jembatan itu di APBD 2022. ‘’Setelah koordinasi dengan Pak Kadis di tingkat teknis, dan luar biasa Kadis PU provinsi dari Mandalika langsung turun ke lokasi melihat setelah kejadian,” tutup Made.

Baca Juga :  Lintasan Sirkuit Mandalika Segera Dikelupas

BPBD Lombok Barat sudah menyampaikan peringatan kepada warga untuk mewaspadai terjadinya bencana di musim hujan ini. BPBD Lobar memetakan enam kecamatan yang berpotensi dilanda bencana seperti banjir, longsor dan puting beliung yaitu Kecamatan Sekotong, Lembar, Batulayar, Gunung Sari, Narmada dan Lingsar. ‘’Semua wilayah di Lombok Barat berpotensi bencana seperti banjir, longsor dan putih beliung,” kata H Hartono Ahmad, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Lombok Barat.

Untuk Kecamatan Labuapi, memang sebelumnya sering terjadi banjir, tetapi sekarang sudah mulai berkurang karena sudah dilakukan perbaikan sungai dan saluran. ‘’Yang paling sering banjir longsor itu Kecamatan Sekotong, Lembar, Gunung Sari dan Narmada,” ungkapnya. (ami)

Komentar Anda