Ribuan Simpatisan ISIS Ada di NTB

Ribuan Simpatisan ISIS Ada di NTB
ANCAMAN : Dalam Rakor di pendopo gubernur Rabu kemarin (12/7), masyarakat NTB harus waspada terhadap ancaman radikal kiri dan kanan yang saat ini berkembang di NTB. (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Kepala Badan Intelijen Daerah (Kabinda) NTB, Tarwo Kusnarno menyampaikan, ribuan masyarakat NTB merupakan simpatisan Islamic State Of Iraq & Sham (ISIS).

Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi (Rakor) Forkopinda Provinsi NTB dengan Bupati/Walikota di pendopo gubernur, Rabu kemarin (12/7).  Ribuan pendukung atau simpatisan ISIS tersebut, berasal dari berbagai aliran yang memiliki ideologi radikal. “Mereka ini sel tidur yang bisa bangkit kapan saja, ini yang harus diantisipasi. Jangan sampai mereka bangkit,” ucapnya di hadapan para pimpinan daerah.

Rakor yang dipimpin oleh Wakil Gubernur NTB H Muhammad Amin ini, dilaksanakan untuk memperkuat sinergitas antar lembaga dalam upaya deteksi dini, cegah dini kompleksitas tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dikatakan, ribuan simpatisan ISIS tersebut terkumpul secara berkelompok dengan masing- masing pengikut yang tersebar baik di pulau Lombok ataupun di Pulau Sumbawa. Untuk di pulau Lombok, paling banyak berada di Lombok Timur. Sedangkan di pulau Sumbawa menyebar di berbagai wilayah.

Pihaknya berharap, masyarakat NTB dapat lebih berhati-hati dengan simpatisan ideologi radikal tersebut. Mengingat, sejak tahun 2014 ada ratusan orang yang sudah mengaku menyatakan diri mendukung gerakan perjuangan ISIS. “Mereka juga sudah berbait kepada ISIS, itu ratusan orang. Dan yang mendukung itu juga banyak, ribuan lagi,” ujarnya.

Baca Juga :  Musdalub PSSI NTB Agustus

Jumlah tersebut dari tahun ke tahun selalu bertambah. Masyarakat jangan sampai mudah terpengaruh. Peran pemerintah sangat dibutuhkan. “Sejak tahun 1980-an pascakejadian di Lampung, banyak warga NTB pulang dan membentuk kelompok radikal,” sebutnya.

Kelompok yang termasuk ideologi radikal kanan dan mendukung ISIS di NTB yaitu Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). MMI terus menekankan agar laskar  jihad ke Suriah dan bergabung dengan kelompok Jabah Fath Syam (Alqaeda). Kemudian, giat i’dad MMI sejak bulan Juni 2017 , kembali aktif setelah puasa bulan lalu di nonaktifkan.

Ada juga rencana kegiatan MMI, usai puasa yaitu tadrib, namun masih ditunda karena masih belum ada jadwal pasti Amir MMI pusat. “Kita terus pantau gerakan mereka, peran masyarakat sangat penting juga,” ucapnya.

Berikutnya ada juga Khilafah Muslimah (KM) yang jumlahnya mencapai 1700 jamaah yang tersebar di semua kabupaten/kota. Mereka banyak tersebar di Sumbawa Barat, Sumbawa, Bima dan Lombok Timur. “Mereka secara terbuka telah mendeklarasikan dukungan kepada gerakan ISIS,” ungkapnya.

Baca Juga :  Mahasiswa Tolak Kenaikan Tarif Angkutan

Selain itu, ada pula Jamaah Ansharus Syari’ah (JAS), Jamaah Ansharus Daulah (JAD), Eksnapiter dan Hizbuttahrir Indonesia (HTI). “Yang patut diperhatikan juga untuk ideologi aliran kiri seperti, PKI, PRD dan LMND,” sebutnya.

Kepala Seksi (Kasi) Intel Korem 162 Wira Bhakti, Amran Wahid di tempat yang sama menyampaikan, ideologi kiri seperti Partai Komunis Indonesia (PKI) terus berkembang di NTB. Sudah berkali-kali ditemukan keberadaanya di beberapa wilayah di NTB.

Menurutnya, PKI harus diwaspadai. Pasalnya, apabila dibiarkan berkembang akan mengganggu ketentraman masyarakat NTB. “Kita sudah temukan beberapa waktu terakhir di Loteng, Dompu, Sumbawa dan lain-lain,” katanya.

Wakil Gubernur NTB, H Muhammad Amin mengakui jika di NTB masih ada kelompok-kelompok yang memiliki paham radikalisme. Namun, ia memastikan secara umum keamanan NTB tetap terjaga. “Yang ditemukan terduga teroris juga oknum itu, tidak bisa digeneralisir,” tandasnya. (zwr)

Komentar Anda