Ribuan Hektare Tanaman Tembakau Rusak

RUSAK: Kondisi tanaman tembakau milik para petani di Desa Kidang Kecamatan Praya Timur yang rusak akibat intensitas hujan yang tinggi, Senin (13/6). (M Haeruddin/Radar Lombok)

PRAYAKemarau basah yang terjadi pada putaran musim tahun ini ternyata berdampak buruk bagi petani tembakau. Mengingat musim kemarau tahun ini disertai dengan hujan yang tidak menentu. Terlebih, intensitasnya juga cukup tinggi sehingga membuat area pertanian menjadi basah.

Kondisi alam ini diperburuk lagi dengan musim tanam tembakau yang baru dimulai. Akibatnya, terdapat ribuan hektare tanaman tembakau petani menjadi rusak dan terancam gagal panen.

Salah Seorang Petani Desa Kidang Kecamatan Praya Timur, Hasan menuturkan, intensitas hujan yang cukup tinggi membuat tanaman tembakau mereka tidak bisa diselamatkan. Hal ini diperparah karena hujan terjadi pada malam hari yang membuat para petani juga tidak bisa berbuat apa-apa. “Hujan yang terlalu besar dan terjadi pada malam hari membuat petani tidak bisa mengatasinya. Makanya sekarang tanaman tembakau kita tidak bisa terselamatkan. Di sekitaran sini (Kidang, red) ada sekitaran 60 hektare yang terendam dan tanaman tembakau mati tidak bisa diselamatkan,” tutur Hasan saat memeriksa tanaman tembakaunya, Senin (13/6).

Dia berharap agar adanya solusi dari pemerintah untuk mengatasi persoalan ini. Terlebih kondisi tamanam tembakau petani baru saja mulai tumbuh setelah bulan lalu ditanam. “Tembakau ini tidak bisa dipanen karena sudah rusak. Jadi sudah tidak ada harapan karena kondisinya parah sekali, kerugian tidak bisa terhitung apalagi biaya menanam tembakau sangat banyak tidak seperti tanaman lainnya,” terangnya.

Baca Juga :  Petani Tembakau Terancam Gagal Panen

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Lombok Tengah, Taufikurrahman Puanote yang dikonfirmasi mengatakan, dampak kemarau basah yang terjadi di pertengahan tahun ini menyebabkan lahan pertanian yang ditanami tembakau terancam gagal tumbuh atau mati. Hal ini disebabkan hujan yang masih terjadi saat musim kemarau ini tentunya bisa merugikan para petani tembakau. “Sejumlah wilayah di Lombok Tengah telah ditanami tanaman tembakau. Maka ketika terjadi hujan bisa merusak tanaman tembakau petani yang ditanam tanpa drainase. Sedangkan petani yang telah menanam dengan sistem drainase bisa mengurangi dampak hujan yang terjadi,” ungkap Taufikurrahman Puanote, Senin (13/6).

Dikatakan, sebagian petani sudah menanam tembakau dan masih ada juga yang sedang proses penanaman. Luas tanaman tembakau pada tahun 2022 ini dibatasi sekitar 7000 hektare, sedangkan pada tahun lalu bisa mencapai 10.000 hektare. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi penurunan harga tembakau dan supaya hasil tanaman tembakau petani bisa diserap oleh perusahaan. “Luas lahan kita batasi supaya hasil penen bisa diserap perusahaan. Berdasarkan laporan sementara dampak curah hujan yang terjadi pada pekan kemarin, luas tanaman tembakau yang rusak itu sekitar 525 hektare di Kecamatan Praya Timur dan 823 hektare di Kecamatan Pujut. Rata-rata tanaman tembakau yang rusak dampak hujan tersebut baru mulai tumbuh,” katanya.

Baca Juga :  Pemprov Diminta Lebih Perhatikan Petani Tembakau

Lebih jauh disampaikan, kondisi cuaca saat ini memang tidak menentu. Apabila terjadi hujan terus menerus, tanaman tembakau para petani yang telah tumbuh akan rusak atau mati. Ada juga sebagian para petani harus melakukan penyulaman terhadap tanaman tembakau yang mati karena terdampak hujan. “Kondisi cuaca yang tidak menentu membuat tanaman para petani tembakau menjadi terdampak,” pungkasnya. (met)

Komentar Anda