MATARAM – Calon Jamaah Haji NTB tahun ini tidak ada yang berangkat pada gelombang pertama tanggal 9 Agustus, semuanya diberangkatkan gelombang kedua tanggal 23 Agustus 2016. Namun sampai saat ini, ribuan calon jamaah haji masih belum mendapatkan visa.
Kepala Bidang Urusan Haji dan Perjalanan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB, Ma’ad Umar mengakui, hanya sebagian saja calon jamaah haji yang telah mendapatkan visa. Itu artinya, dari sekitar 3.572 jamaah haji maka setengahnya masih menunggu visa. “Baru sebagian yang sudah, tapi Insya Allah sebelum berangkat semuanya sudah tuntas,” kata Ma’ad kepada Radar Lombok Senin kemarin (25/7).
Dijelaskan, masih banyaknya jumlah visa yang belum keluar sampai saat ini bukanlah masalah. Mengingat, jamaah haji NTB tidak ada yang berangkat pada gelombang pertama. Diupayakan, pekan depan semuanya tuntas agar semua jamaah haji bisa merasa tenang.
Selain persoalan visa, ada juga 2 orang calon jamaah haji yang masih belum mendapatkan paspor. Terkait masalah tersebut, Ma’ad mengaku hal tersebut bisa terjadi disebabkan keterlambatan pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). “Tinggal 2 orang belum dapatkan paspor, mereka telat bayar kemarin. Tapi kita tetap upayakan secepatnya selesai, dua hari kedepan insya Allah sudah keluar,” katanya.
Pada ibadah haji kali ini, sudah ada 4 calon yang berganti. Penyebabnya, 2 orang calon jamaah haji dari Lombok Barat meninggal dunia, 1 orang dari Lombok Barat dan 1 orang juga dari Bima dalam keadaan sakit sehingga mengundurkan diri.
Sebagai pengganti 4 calon jamaah tersebut, sudah lansung diputuskan untuk mengambil calon jamaah haji cadangan. Semuanya sudah melunasi BPIH sesuai ketentuan yang ada. “Soal jadwal pemberangkatan, tidak ada yang berubah. Tanggal 22 Agustus masuk asrama dan tanggal 23 Agustus kloter pertama diberangkatkan,” terang Ma’ad.
Tahun ini, jumlah jamaah haji sama dengan kuota tahun lalu sebanyak 3.572 orang. Jumlah tersebut dibagi kembali 355 orang per satu kloter. “Jadi hari pertama satu kloter, hari berikutnya dilanjutkan dan begitu seterusnya,” imbuh Ma’ad.
Ditambahkan Ma’ad, belajar dari tahun lalu, ada saja jamaah yang tersesat ketika menjalankan rukun Islam yang kelima itu. Oleh karenanya peran dari petugas dan ketua kloter sangat penting untuk mengatasi hal-hal semacam itu.”Makanya tanggal 25 Mei sampai 2 Agustus kita adakan pelatihan bagi ketua kloter, biar lebih mantap. Karena bisa saja aka nada jamaah yang tersesat, namanya juga berhaji untuk pertama kali,” tutup Ma’ad.
Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahun 2016 di NTB tergolong cukup tinggi bahkan tertinggi kedua se-Indonesia. Berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 21 Tahun 2016 tentang BPIH Tahun 1437H/2016, biaya untuk embarkasi Lombok sebesar Rp 37.728.961. “Kalau dibandingkan dengan embarkasi Surabaya saja, perbedaannya ada sekitar Rp 3 juta,” ucap Ma’ad.
Jumlah biaya haji tertinggi untuk Embarkasi Makassar sebesar Rp 38.905.808, kemudian yang kedua Embarkasi Lombok sebesar Rp 37.728.961. Dibandingkan dengan wilayah lainnya, perbedaan cukup signifikan mencapai jutaan rupiah. Misalnya saja Embarkasi Aceh hanya Rp 31.117.461, Embarkasi Medan Rp 31.672.827, Embarkasi Batam Rp32.113.606, Embarkasi Padang Rp 32.519.099, Embarkasi Palembang Rp 32.537.702, Embarkasi Jakarta Rp 34.127.046, Embarkasi Solo Rp 34.841.414, Embarkasi Surabaya Rp 34.941.414, Embarkasi Banjarmasin Rp 37.583.508 dan Embarkasi Balikpapan Rp 37.583.508.
Menurut Ma’ad, tingginya biaya haji di NTB karena kuota yang sedikit dibandingkan dengan daerah lain. “Penyebabnya kan lokasi kita lebih jauh, misalnya dibandingkan dengan Embarkasi Surabaya. Jumlah jamaah kita juga lebih sedikit, makanya tahun ini perbedaannya sekitar Rp 3 juta,” jelasnya. (zwr)