MATARAM — Pendaftaran rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB), resmi ditutup pada 10 September 2024, pukul 12.00 WITA.
Berdasarkan data Badan Kepegawain Daerah (BKD) NTB, ada sebanyak 4.739 orang telah menginput data mereka melalui sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (SCASN). Namun hanya 4.388 pelamar yang berhasil menyelesaikan proses pendaftaran hingga tahap finalisasi.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi NTB, Yusron Hadi, menyatakan bahwa terdapat selisih sekitar 351 pelamar yang tidak menyelesaikan proses pendaftaran. “Artinya, tahun 2024 ini yang betul-betul telah melakukan pendaftaran CPNS sebanyak 4.388 orang,” ujar Yusron Hadi.
Pelamar yang tidak menyelesaikan pendaftaran hingga tahap finalisasi, kemungkinan karena membatalkan pendaftaran, lupa menyelesaikan proses, atau alasan lainnya.
Adapun dari 4.388 pelamar yang terdaftar, berkas sebanyak 3.613 pelamar telah diverifikasi hingga pagi kemarin. Sisanya akan terus diproses hingga batas akhir verifikasi pada 17 September 2024. Hasil seleksi administrasi akan diumumkan antara tanggal 14-19 September 2024.
“Saat ini belum bisa kita umumkan berapa yang lulus seleksi administrasi, karena proses verifikasi masih berlangsung dan belum masuk waktu pengumuman hasil seleksi administrasi. Bersabar, tunggu saja,” ujarnya.
Dari 4.388 pelamar yang terdaftar, mereka terbagi dalam tiga klaster, yaitu klaster peminatan tinggi, sedang, dan rendah. Beberapa formasi dengan jumlah peminat tinggi di antaranya adalah analis pasar hasil pertanian sebanyak 139 pelamar, apoteker 110 pelamar, asisten apoteker 116 pelamar, dan penerjemah ahli 109 pelamar.
Selanjutnya penata kelola pemberdayaan perempuan dan anak 126 pelamar, pengawas koperasi 173 pelamar, pengendali dampak lingkungan 243 pelamar, dan pengendali organisme tanaman 106 pelamar. Kemudian perawat ahli 334 pelamar, perawat terampil 135 pelamar, perencana ahli 203 pelamar, dan penata laboratorium kesehatan 193 pelamar.
Meski pendaftaran telah ditutup, terdapat 22 formasi yang tidak mendapatkan pelamar, termasuk beberapa formasi dokter sub spesialis dan dokter spesialis. Dimana menurut Yusron, hal ini merupakan fenomena yang terjadi di banyak daerah, di mana jumlah pelamar untuk dokter sub spesialis dan dokter spesialis memang terbatas.
“Memang dimana-mana daerah, pelamar untuk dokter sub spesialis dan dokter spesialis ini terbatas. Namun penuh kalau untuk pelamar teknis,” tutup Yusron. (rat)