Reses Perdana, Permasalahan Air Jadi Keluhan

Reses Perdana, Permasalahan Air Jadi Keluhan
RESES: Ketua Komisi III DPRD Lombok Tengah, Andi Mardan, saat melakukan reses di Dapil V Jonggat- Pringgarata, Minggu kemarin (27/10).( IST FOR RADAR LOMBOK)

PRAYA—Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lombok Tengah (Loteng), pada 18-25 Oktober lalu, telah melakukan reses atau menyerap aspirasi dengan turun langsung ke masyarakat. Kesempatan itu, berbagai permasalahan banyak dikeluhkan oleh masyarakat, terutama permasalahan minimnya air, baik untuk kebutuhan rumah tangga, maupun pertanian.

Ketua Komisi III DPRD Lombok Tengah, Andi Mardan menegaskan, ketika pihaknya melakukan reses di tengah masyarakat, permasalahan klasik, kekurangan air, selalu mencuat di tengah masyarakat. Kurangnya air itu tidak hanya untuk kebutuhan pertanian saja, akan tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.

“Permasalahan yang kita temukan saat reses memang permasalahan klasik. Minimnya ketersediaan air untuk pertanian, dan terakhir ini adalah kurangnya air bersih untuk kebutuhan rumah tangga,” ungkap Andi Mardan, saat dihubungi Radar Lombok, Minggu kemarin (27/10).

Sehingga untuk menindaklanjuti masalah air yang bersumber dari aliran Jurang Sate yang berada di Terminal BJS 7 ini, pihaknya membedahnya dengan berdiskusi menghadirkan para Pekasih, P3A, GP3A, Pengamat dan Seksi OP BWS dari Provinsi NTB.

Hal ini penting menjadi perhatian para pihak, karena persoalan yang muncul bukan semata-mata kekurangan debit air, akan tetapi banyak permasalahan lain yang membuat air menjadi kurang. “Termasuk juga pola tanam, dan yang krusial adalah sistem pembagian jadwal yang belum maksimal, untuk menghasilkan pemerataan kebutuhan. Kedepan akan ada beberapa hasil rumusan bersama yang akan menjadi rekomendasi perbaikannya, dan termasuk tugas saya mengawalnya,” jelas Andi Mardan.

Selain itu, masa reses kali ini dirinya mengangkat tema “Besopoq Bareng Meriri”, dan tagline Partai Demokrat yakni “Serap Aspirasi Peduli dan Beri Solusi”. Selain itu dia juga menemukan permasalahan kurangnya pemberdayaan kepada masyarakat. Sehingga dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) dirasakan juga masih sangat kurang.

“Mengawali reses ini, saya bersama tim membaginya menjadi beberapa zona kekadusan untuk menyerap lebih detail aspirasi yang muncul. Selanjutnya secara lintas desa untuk mendengar dan berdiskusi pokok akar persoalan masyarakat yang dihadapi secara menyeluruh ditengah-tengah masyarakat, wabil khusus di Dapil V Jonggat-Pringgarata,” terangnya.

Perjalanan reses perdana pasca pelantikan ini, memang begitu banyak keluhan pembenahan infrastruktur fisik dan sosial, seperti jalan, irigasi, organisasi banjar, kepemudaan, Pokdarwis, kelompok wanita tani, dan lainnya, sebagai usulan kelompok masyarakat.

Pembangunan SDM yang berkwalitas juga tidak kalah pentingnya menjadi harapan masyarakat, melalui pemberdayaan kelompok kearifan lokal yang kuat, untuk menyongsong perkembangan daerah yang sedang pesat saat ini.

“Kita memang banyak menemukan keluhan dari segi pemberdayaan. Sehingga kedepan melalui keberadaan Pokdarwis dan berbagai lembaga lainnya, maka akan kita lakukan pembenahan. Termasuk bagaimana kedepan memberdayakan berbagai kearifan lokal dalam mempersiapkan berbagai kemajuan yang ada saat ini,” terang mantan aktivis ini. (met)

Komentar Anda