Reses, Hamja Temukan Banyak Masalah Rakyat

RESES : Ketua komisi II DPRD NTB, H Hamja yang juga ketua fraksi Gerindra saat melakukan reses di masjid Hubbul Wathan Desa Rempung, Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur, Minggu malam (5/3) (AZWAR ZAMHURI/RADAR LOMBOK)

MATARAM – Seluruh anggota DPRD Provinsi NTB telah melaksanakan reses masa sidang I tahun 2017, mulai tanggal 1-6 Maret.

Tidak terkecuali bagi H Hamja, yang merupakan ketua Fraksi Gerindra dan ketua Komisi II DPRD NTB. Banyak aspirasi, masukan dan keluhan yang disampaikan warga saat H Hamja melaksanakan reses di masjid Hubbul Wathan, Desa Rempung Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur, Minggu malam (5/3).

Reses yang dihadiri oleh tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat sekitar masjid Hubbul Wathan itu, menguak berbagai masalah klasik yang belum juga teratasi. "Disini banyak sarjana menganggur, sangat sulit mendapatkan kerja. Apalagi pemuda-pemuda yang bukan sarjana," ungkap salah satu tokoh pemuda Rempung, Jamiludin saat berlangsung sesi tanya jawab.

Jamil mewakili seluruh pemuda, berharap agar ada solusi dari para wakil rakyat dan pemerintah daerah. Sulitnya lapangan kerja memaksa para pemuda desa harus pergi memantau ke luar daerah dan luar negeri. Apabila sarjana saja sulit mendapatkan pekerjaan, apalagi yang hanya tamatan SMP dan SMA. "Tidak ada juga pemberdayaan untuk pemuda disini," ujar pria yang berprofesi sebagai guru madrasah tersebut.

Warga lainnya, Muhammad Arifin mengeluhkan kelangkaan pupuk. Masyarakat desa Rempung, yang mayoritas menjadi petani selalu dipusingkan sulitnya mendapatkan pupuk ketika dibutuhkan. Belum lagi harga pupuk yang sangat mahal semakin mencekik petani.

Baca Juga :  Dana Reses Dewan Berkurang

[postingan number=3 tag=”mataram”]

Disaat pupuk langka dan harganya mahal, para petani berupaya tetap bisa mendapatkannya. Namun, biaya produksi tidak sebanding dengan hasil yang didapatkan. "Kenapa setiap kami mau jual hasil tani, selalu saja harganya rendah. Jadinya kami selalu rugi," ungkap Arifin.

Persoalan ini terjadi setiap tahun, namun pemerintah kabupaten maupun provinsi tidak pernah hadir ketika petani rugi. Kehadiran wakil rakyat di tengah masyarakat, diharapkan mampu merubah masalah klasik tersebut. Apalagi, jabatan H Hamja ketua komisi II yang membidangi perekonomian.

Selain itu, persoalan infrastruktur juga mencuat dalam kegiatan reses tersebut. Pasalnya, akses jalan ke masjid Hubbul Wathan yang berada di RW Setia Kawan Desa Rempung, kondisinya sangat memprihatinkan. Mengingat, sudah lama tidak pernah ada sentuhan untuk diperbaiki sehingga semakin rusak.

Di hadapan masyarakat, anggota DPRD NTB, H Hamja menyampaikan keseriusannya untuk menindaklanjuti semua aspirasi yang muncul. Meskipun dirinya tidak pernah kampanye di desa Rempung saat pemilu legislatif, namun aspirasi tersebut harus diperjuangkan dan direalisasikan. "Saya datang kesini untuk silaturahmi dan mencari masalah yang bapak-ibu hadapi. Apalagi masalah pengangguran terjadi dimana-mana," kata Hamja.

Persoalan ini, tidak lepas dari kebijakan pemerintah provinsi yang belum diterima baik oleh pemerintah kabupaten. Berbagai program dari pemprov banyak yang tidak sejalan dengan kebijakan pemkab. Hal ini berimplikasi juga terhadap peluang kerja yang menjadi hilang.

Baca Juga :  Isvie Reses, Masalah Rakyat Beres

Sebagai bentuk tanggungjawab dengan kondisi pemuda di desa Rempung, Hamja menawarkan solusi lain melalui koperasi. "Saya akan bergerak melalui partai, biar pemkab tidak bisa larang. Saya tawarkan ke pemuda disini untuk bentuk koperasi Garda Yaksa. Nanti bantuan ke koperasi itu besar, itu bisa dikelola untuk mengurangi pengangguran," ucapnya memberi solusi.

Terkait dengan seringnya terjadi kelangkaan pupuk dan perbedaan harga, Hamja akan menjadikan masalah tersebut sebagai perhatian utama. Apalagi, sumber penderitaan petani itu merupakan tanggungjawabnya sebagai ketua komisi II.

Menurut Hamja, petani harus memahami bahwa harga pupuk tidak pernah naik. Terjadinya kelangkaan pupuk, seringkali sengaja dikondisikan oleh oknum-oknum tertentu demi keuntungan pribadi. "Makanya, kalau ada perbedaan harga atau pupuk dijual dengan harga mahal, segera lapor polisi karena melanggar aturan. Kalau tidak berani, lapor langsung ke saya biar kami yang turun tangan langsung," tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Hamja juga berjanji akan membantu perbaikan jalan melalui dana aspirasi. Begitu juga dengan pembangunan masjid Hubbul Wathan, Hamja merasa bertanggungjawab untuk menuntaskan pembangunan rumah Allah tersebut. (zwr)

Komentar Anda