Rekonstruksi Kasus Pemerkosaan Siswi Madrasah, Pelaku Peragakan 32 Adegan

Rekonstruksi Kasus Pemerkosaan Siswi Madrasah
REKONSTRUKSI : Para pelaku saat melakukan reka adegan pemerkosaan yang telah menyebabkan siswi Madrasah Aliyah, EB, meninggal dunia beberapa waktu lalu. Rekonstruksi berlangsung di halaman Mapolres Lotim kemarin.(M. GAZALI/RADAR LOMBOK)

SELONG – Polres Lombok Timur menggelar rekonstruksi kasus pemerkosaan yang telah menyebabkan siswi Madrasah Aliyah, EB,  warga Dusun Gerung Barat Desa Gerung Permai Kecamatan Suralaga meregang nyawa. Rekonstruksi dilaksanakan di halaman Mapolres Lotim, Senin (14/1) sekitar pukul 09.30 Wita.

BACA : Siswi Madrasah Diperkosa Empat Orang Hingga Tewas

Dalam rekonstruksi ini Polres Lotim juga melibatkan jaksa peneiliti Tindak Pidana Umum (Pidum) Kejari Lotim. Ini untuk meneliti secara detail kronolgis kejadian dan peran masing-masing pelaku. Empat pelaku dihadirkan. Masing-masing S yang merupakan pelaku utama dan pacar korban, selanjutnya Wan, Bul dan Pendi. Turun dari mobil dengan pengawalan ketat, mereka langsung digelandang ke lokasi digelarnya rekonstruksi.

Rekonstruksi disesuaikan dengan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) para pelaku . Setidaknya ada 17  agedan inti yang diperagakan pelaku di luar adegan tambahan. Total ada 32 adegan. Pertama, para pelaku memperagakan ketika mereka berada di Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang pertama yaitu di rumah Bul.

Di sinilah keempat pelaku bertemu dan merencanakan akan memperkosa korban. Kepada teman-temannya, pelaku utama yang tak lain pacar korban, S, bercerita bahwa dirinya punya penyakit spilis.  Lalu teman-temannya menganjurkan S mengobati penyakitnya dengan cara menyetubuhi korban yang masih perawan. Tapi mereka juga meminta jatah jika S merealisasikan niatnya.

Adegan selanjutnya,   pelaku utama menjemput korban yang sedang menunggu di pinggir jalan. Setelah  itu dilanjutkan dengan reka adegan ketika pelaku utama mengantar Miras dan kondom untuk tiga pelaku. Selanjutnya ada adegan saat pelaku utama membawa korban menemui tiga pelaku lainnya di lokasi mereka menenggak Miras. Pelaku utama kembali memperagakan saat ia mengajak korban masuk kebun dengan niat menyetubuhi korban. Namum korban ketika itu  menolak. Sempat terjadi cek-cok. Bahkan korban sempat melarikan diri untuk pulang. Namun para pelaku termasuk pacar korban berupaya menenangkan korban.

Rekonstruksi Kasus Pemerkosaan Siswi Madrasah
Rekonstruksi Kasus Pemerkosaan Siswi Madrasah

Reka adegan berikutnya, pelaku Wan membawa korban pulang menggunakan motor. Namun ia bersama pelaku Bul berbelok arah,  membawa korban ke sekitar Ijobalit. Di tengah jalan, korban sudah ditemukan oleh pelaku utama dalam kondisi sudah terkapar. Pelaku Wan dan Bul mengaku korban jatuh karena melompat dari atas motor.

Baca Juga :  Pelajar Korban Pemerkosaan di Visum

Selanjutnya, keempat pelaku mengangkat korban, memindahkannya ke bengkel yang tak jauh dari lokasi. Dua pelaku, S dan Pendi, membawa korban yang dalam kondisi tidak sadar masuk ke dalam kebun. Di sana korban diperkosa secara bergiliran oleh kedua pelaku meski kondisi korban sudah sekarat.

Sementara dua pelaku lainnya, Wan dan Bul sudah menunggu di Gudang Mebel di wilayah Sukarma. Lokasi ini merupakan tempat pelaku S bekerja. Di lokasi ini para pelaku kembali  memperagaka ketika mereka membawa korban masuk ke dalam gudang mebel . Baru dilanjutkan dengan reka edegan pelaku Wan dan Bul yang memperkosa  korban dalam kedaan sudah tidak bergerak  secara bergiliran.

Jadwal rekonstruksi sendiri sempat molor mengingat keterangan antara satu pelaku yang lain tidak sama. Terutama ketika korban ditemukan tidak sadarkan diri di tengah jalan. Dua pelaku, Wan dan Bul, menyangkal jika mereka telah melakukan penganiyaan terhadap korban. Korban kata mereka, jatuh dari atas motor. Masalahnya, di bagian leher leher korban ditemukan adanya bekas cekikan.

S dan Bul membantah telah melakukan penganiayaan. Mereka mengaku telah menemukan korban sudah terkapar di tengah jalan.

Kapolres Lotim AKBP. AKBP Ida Bagus Made Winarta mengatakan, rekonstruksi yang digelar ini merupakan kasus pemerkosaan yang telah menyebabkan korban EB meniggal dunia.  Rekonstruksi yang digelar bertujuan untuk memperjelas peran masing-masing dari empat pelaku dalam kasus ini. Sehingga keterangan yang telah mereka berikan sesuai dengan bukti di lapangan.

“Dan ini juga bagian untuk memperlancar proses pemberkasan para tersangka. Sehingga kita bisa mengetahui betul penyebab kematian korban. Dan ini juga akan menjadi salah satu dasar keyakinan hakim mengadili para pelaku,” ujarnya.

Dari berbagai proses rekonstruksi sebutnya, tidak jauh berbeda dengan hasil BAP masing-masing dari para pelaku. Termasuk juga berkaitan dengan kematian korban. Dimana hasil penyelidikan sendiri, meninggalnya korban disebabkan karena mengalami pendarahan di bagian kepala dan kemaluan akibat aksi bejat pemerkosaan yang dilakukan para pelaku. “Jadi semuanya juga sudah dijelaskan berdasarkan hasil visum yang telah kita terima dari dokter,” ujarnya.

Baca Juga :  Rencana Aksi Rehabilitasi Rekonstruksi Disusun

Dikatakan, dalam rekonstruksi itu sebanyak 17 adegan pokok yang diperagakan oleh para pelaku. Ditambah lagi dengan reka adegan tambahan sehingga total sebanyak 32 reka adegan yang di peragakan dalam rekonstruksi tersebut.” Untuk rekonstruksi ini, kita tidak lakukan langsung di TKP karena sejumlah pertimbangan. Pertama kita lihat situasi lingkungan dan psikologis dari keluarga korban. Sehingga kita tidak menginginkan akan lagi menimbulkan masalah baru,” pungkasnya.

Terpisah, Kasi Pidum Kejari Lotim Fajar Hidayat juga mengatakan, rekonstruksi yang digelar ini merupakan salah satu teknis proses penanganan perkara yang dilakukan oleh Polres Lotim. Yaitu selain upaya proses penyidikan lainnya, seperti introgasi, interview dan lainnya.” Rekontruksi ini untuk mengecek kebenaran dari BAP penyidik yang akan diserahkan ke kami. Sebanyak 32 reka adegan yang diperagakan para pelaku “ ujarnya.

BACA JUGA: Bergulat dengan Polisi, Rampok Sadis Terkapar

Rekonstruksi dengan jelas terkuak sejumlah fakta terkait dengan kasus pemerkosaan yang telah menyebabkan korban tewas.  Sehingga disimpulkan, korban meninggal disebabkan karena ulah dari para pelaku ini.” Berkaitan dengan perkara yang disangakakan ke para pelaku, untuk sementara ini perkara yang disangkakan ke para pelaku  yaitu pemerkosaan yang telah menyebabkan korban meninggal,” ujarnya.

Ketika ditanya soal apakah korban meninggal ini disebabkan karena adanya tindakan kekerasan yang dilakukan para pelaku ? Dia menjawab  memang ada indikasi pembiaran para pelaku terhadap korban. Bahkan dia juga menyebut dalam kasus ini masih ada hal yang belum sepenuhnya terungkap, terutama berkaitan dengan penyebab pasti korban meninggal dunia.”Dari keterangan para pelaku ini memang ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Tapi kita juga punya petunjuk yang lain. Kita tidak paksakan para pelaku untuk memberikan keterangan yang sebenarnya.  Tapi dugaan sementara ini memang ada kekerasan,” pungkasnya.(lie)

Komentar Anda