Rekening BRI Bobol Diduga Modus Carding

PELAYANAN : Pelayanan di Bank BRI Cabang Mataram tetap berlangsung normal setelah mendapat komplain dari banyak nasabahnya yang menjadi korban pembobolan rekening melalui ATM (Ali Ma’shum/Radar Lombok)

MATARAM—Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Mataram belum melaporkan kasus bobolnya rekening nasabahnya ke kepolisian.

Jumlah nasabah yang mengadu terus bertambah. Saat ini BRI masih mendata  jumlah nasabah yang mengalami kerugian ataupun jumlah total kerugian yang diderita.   ‘’Laporan pengaduan secara resmi belum kita terima sampai dengannsaat ini,’’ ujar Dirreskrimsus Polda NTB melalui Kasubdit II AKBP Darsono Setyo Adjie Selasa kemarin (25/10).

Pihaknya kata Darsono, sudah mendengar dan menerima informasi awal terkait uang nasabah bri yang hilang di beberapa ATM. Informasinya ada yang terjadi di ATM BRI di Jalan Gajah Mada   Jempong dan  di Jalan dr Soedjono lingkar selatan Kota Mataram.  Hal itu ditindaklanjuti oleh tim subdit II Ditreskrimsus Polda NTB dengan datang ke kantor BRI Cabang Mataram.‘’ Disana kita sudah bertemu dengan tim pelaporan untuk pengaduan nasabah. Awalnya bisa dibilang ini modusnya dengan skimming (pencurian data nasabah),’’ katanya.

Pihak BRI Cabang Mataram kata dia masih mencari data dan melakukan audit mengenai jumlah kerugian itu. Kepolisian disebutnya melihat kasus ini sama seperti yang ditangani beberapa waktu lalu di Polres Lobar dan Polda NTB. ‘’ Kasusnya memang mirip atau hampir sama dengan yang kita tangani beberapa waktu lalu,’’ ungkapnya.

Setelah dilakukan pendalaman, ia memperkirakan kasus bobolnya rekening puluhan nasabah  ini diduga kuat dengan dua modus. Modus ini pun tergolong baru dan pertama kali dilakukan di NTB. Pertama, dengan modus carding. Modus  ini biasa disebut dengan carder atau cyberfroud alias penipuan didunia maya dengan tidak perlu memiliki kartu ATM korban secara fisik. Namun cukup dengan mengetahui nomor kartu dan tanggal kadaluarsanya. ‘’ Awalnya memang skimming karena melakukan perekaman data secara illegal. Data ini kemudian diwujudkan atau dibuat kartu ATM baru. Inilah yang disebut dengan carding. Kemungkinannya seperti itu,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Cerita Nasabah BRI Korban Pembobolan Rekening

Kedua, perwira menengah ini mengatakan bisa jadi  modus skimming dengan menggunakan internet banking sebagai sarananya.  ‘’ Jadi kemungkinannya ada dua saja yaitu skimming dengan carding atau internet banking.  Kami masih melakukan penyelidikan, belum berani ambil kesimpulan. Kami masih menunggu laporan dari BRI, baru bisa mengetahui apakah kelompok terorganisir apa tidak,’’ tandasnya.

Sementara itu Pimpinan Cabang (Pinca) BRI IGNG Jaya Hardana saat dikonfirmasi melalui pesan singkatnya mengenai kenapa belum mengajukan laporan pengaduan. Hingga berita ini ditulis tidak dijawabnya.

Dari informasi yang diserap koran ini, jumlah nasabah yang datang mengadu sampai kemarin sudah lebihd ari 50 orang. Namun Pimpinan Cabang (Pinca) BRI IGNG Jaya Hartana saat dikonfirmasi belum mendapatkan penjelasan perkembangan kasus ini.

Terpisah Kepala Deputi Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi NTB, Hj Aprillah HS menyebut berdasarkan laporan dari Kepala Cabang BRI Mataram, Jaya Hardana sudah ada 35 orang nasabah yang melapor ke BRI Mataram. "Laporan yang OJK terima dari BRI Mataram sebanyak 35 orang nasabah melapor," kata Hj Aprillah.

Baca Juga :  Sejumlah Tokoh dan Artis Nasional Ikut Event “ BRI Mekaki Marathon”

Aprillah menyebut dari 35 orang nasabah yang melapor dan mendatangi kantor Cabang BRI Mataram tidak semuanya rekening tabungannya dibobol. Sebagian dari 35 orang nasabah itu datang ke BRI meminta agar rekening diblokir sementara d, sebagai bentuk tindakan antisipasi agar tidak mengalami nasib yang sama dengan nasabah lainnya. "Tidak semua nasabah yang melapor itu rekeningnya di bobol," kata Aprillah.

Kendati demikian, Aprill memberi apresiasi kepada nasabah yang secar sigap langsung melaporkan kasus pembobolan rekening tersebut utamanya yang tidak menjadi korban. Langkah tersebut sebagai upaya antisipasi, sehingga tidak semakin banyak korban dalam kasus tersebut.

Selain itu, Aprillah meyakinkan kepada nasabah yang menjadi korban kejahatan skimming tersebut untuk tidak perlu khawatir, selama memiliki data-data lengkap, uang mereka pasti akan dikembalikan pihak BRI. "Masalah uang yang hilang, sudah ada aturan OJK yang mengharuskan BRI untuk mengganti uang nasabah," jelasnya.

Aprillah juga meminta kepada pihak BRI untuk lebih intens memantau dan mengawasi seluruh ATM mereka utamanya yang ada di lokasi pinggiran dan jauh dari keramaian perkampungan masyarakat. Hal tersebut untuk meminimalisir kasus serupa terjadi lagi, sehingga tidak membuat nasabah menjadi tak nyaman. "BRI lebih aktif memantau mesin ATM utamanya yang ada di lokasi pinggiran," harapnya. (gal/luk)

Komentar Anda