Realisasi Retribusi Masuk Objek Wisata di KLU Rendah

Realisasi Retribusi Masuk Objek Wisata
Wisatawan yang menuju gili di Pelabuhan Bangsal sudah mulai ramai. Diharapkan mereka dipungut retribusi sehingga bisa menyumbang PAD untuk daerah. (HERY MAHARDIKA/RADAR LOMBOK)

TANJUNG — Memasuki akhir semester satu tahun 2019, realisasi retribusi masuk objek wisata di Kabupaten Lombok Utara (KLU) masih rendah, di bawah 50 persen dari target Rp 400 juta tahun 2019.

Namun seiring dengan upaya pemungutan retribusi yang dimaksimalkan di sejumlah tempat, maka optimis target tersebut tercapai. “Insyaallah dari target yang sudah tetapkan itu semuanya akan tercapai,”  jelas Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) KLU Baiq Prita Setiati, Jumat (29/6) kemarin.

BACA JUGA: Pasuruan Belajar Wisata Halal ke Mataram

Pihaknya kata Prita sudah menempatkan petugas pemungut retribusi masuk Gili Trawangan, Meno, dan Air di sejumlah tempat. Untuk pintu masuk gili di Pelabuhan Bangsal sudah ditempatkan petugas. Begitu juga di Pelabuhan Teluk Nare. Kemudian di sejumlah air terjun. Prita mengaku, saat ini kunjungan wisata memang belum normal, mengingat kondisi KLU yang baru saja pulih pascagempa dan pariwisata juga masih berproses untuk bangkit.

Disbudpar sendiri menjadi salah satu OPD yang terkena opsi efisiensi anggaran pada APBD Perubahan 2019. Sejumlah program pariwisata terancam tidak bisa dikerjakan tahun ini, semisal perbaikan destinasi pariwisata. Terkait hal itu, Prita mengaku akan mencari cara lain untuk memperbaiki destinasi selain dari APBD. “Nanti kita ambil dari kegiatan lain anggarannya. Karena memang 2-3 persen kita sudah plotkan anggarannya itu,” pungkasnya. (flo)

Komentar Anda