MATARAM – Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB telah menetapkan target realisasi investasi pada tahun 2017 sebesar Rp 12,5 triliun.
Angka itu diyakini mampu diwujudkan dengan melihat minat para investor selama ini.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi NTB, Lalu Gita Aryadi menegaskan, pada tahun 2015 realisais investasi di NTB jauh di atas target dan sangat membanggakan. “Kita optimis tahun ini bisa capai target Rp 12,5 triliun,” kata Gita kepada Radar Lombok, Senin kemarin (3/4).
Disampaikan, realisasi investasi tahun 2016 lalu mencapai Rp 9,89 triliun. Atas fakta tersebut, maka target tahun ini bukanlah angka yang mustahil. Apalagi triwulan pertama tahun 2017, sudah jelas banyak investor yang menunjukkan keseriusan untuk menanam modal di NTB.
[postingan number=5 tag=”investasi”]
Tahun 2016 lalu, sebenarnya realisasi investasi tidak memenuhi target. Mengingat, dalam target disebutkan angkanya sebesar Rp 10 triliun. Namun sampai akhir tahun hanya mampu Rp 9,89 triliun. “Kita dulu tahun 2015 target kita rendah, tapi pencapaian ternyata sangat tinggi,” ucapnya.
Realisasi investasi, lanjut Gita, tidak terlepas dari kebijakan pemerintah pusat. Tahun ini, berbagai kebijakan pusat cukup menguntungkan dunia investasi. Hal itulah yang membuat Gita yakin bisa mencapai target.
Gita menyebut pembangunan sirkuit Moto GP misalnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Nilai investasinya mencapai Rp 6 triliun. “Bayangkan, itu investornya Vincy dari Prancis. Di satu kawasan saja sudah segitu, sisa target tinggal kita dorong di tempat lain,” katanya.
Tempat lain yang dimaksud seperti Samota dan Global Hub Bandar Kayangan. Pulau Samota sendiri sangat diminati oleh banyak investor. Apalagi jika nantinya Samota bisa menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) atau kawasan industri, maka para investor akan datang dengan sendirinya.
Begitu juga dengan pembangunan Global Hub Kayangan yang total nilai investasinya mencapai Rp 200 triliun. Apabila tahun ini revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disahkan, tentu geliat investasi di wilayah tersebut akan sangat tinggi. “Belum lagi realisasi investasi dari Newmont, jadi ini bukan sekedar target saja,” ucapnya.
Menurut Gita, salah satu hal yang menjadi prioritasnya dalam investasi yaitu memberikan manfaat langsung untuk pengentasan kemiskinan. Caranya dengan banyak peluang kerja yang bisa diambil oleh masyarakat setempat.
Diakuinya, tidak semua investasi berpengaruh langsung dalam penyiapan lapangan kerja. Namun tentunya memiliki dampak positif bagi masyarakat sekitar. “Apalagi kalau langsung jelas ada peluang kerja, ini yang kita utamakan makanya. Tapi bukan berarti menolak investasi yang tidak langsung membuka lapangan kerja,” kata Gita.
Ketua Fraksi Gerindra NTB, H Hamja mengaku sangat kagum dengan realisasi investasi selama ini. Namun persoalannya, nilai realisasi investasi yang jumlahnya besar tidak terlihat jelas. Padahal seharusnya mampu menurunkan angka kemiskinan secara signifikan.
Hal inilah yang harus dijadikan introspeksi pada tahun ini. Realisasi investasi yang begitu besar, namun masih banyak pengangguran dan penduduk miskin. “Jadi saya hanya ingin tahu, seperti apa sih maksudnya realisasi investasi itu. Kita jangan hanya bangga dengan angka saja,” ujar Hamja. (zwr)