Rawat Inap RSUD Mataram Overload

RSUD Mataram
RAWAT INAP: Ruangan rawat inap di RSUD Kota Mataram senantiasa overload. (Special for Radar Lombok)

MATARAM — Aturan rujukan berjenjang berbasis kompetensi BPJS Kesehatan mengurangi pendapatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram dari sektor kunjungan rawat jalan pasien. Namun tidak demikian dengan kunjungan pasien rawat inap di RSUD Kota Mataram yang tetap ramai.

Malah, RSUD Kota Mataram kewalahan karena kelebihan pasien rawat inap (overload). Sedangkan beberapa gedung RSUD sedang dalam masa perbaikan pasca gempa.

BACA JUGA: Janda ASN Kota Mataram Mulai Berkurang

‘’Kita memang kelebihan pasien rawat inap. Bahkan jumlahnya sampai 250 orang. Terpaksa kita pakai aula untuk menampung pasien. Ini sementara,’’ ujar Direktur Utama (Dirut) RSUD Kota Mataram, dr HL Herman Mahaputra, Jumat (23/11), kemarin.

Untuk ruangan VIP, pihak rumah sakit merubah ruangan kelas I menjadi VIP. Modifikasi ruangan ini dianggap solusi terbaik saat ini. Ia berharap nantinya di tahun 2019 perbaikan rumah sakit bisa dituntaskan.

Baca Juga :  Pembahasan Perluasan Lahan Parkir RSUD Kota Mataram Masih Alot

‘’Karena setelah perbaikan, akan ada sekitar 45 tempat tidur bisa kita maksimalkan. Kita berharap April 2019 sudah selesai,’’ katanya.

Diakuinya, ruangan lainnya sudah dipenuhi pasien. Tentang keadaan ini, pihak rumah sakit sudah menjelaskan kepada pasien dan keluarganya. Setelah dijelaskan, pasien memahami dan siap dirawat di ruangan yang sudah dimodifikasi.

‘’Kita sudah berikan edukasi ke pasien. Mereka bilang ya sudah. Mana ruangan yanga ada dan tersedia itu diisi dulu. Kalau ada pasien kelas I atau VIP yang pulang nanti kita pindah kesana,’’ ungkapnya.

Terpenting menurut dia, walaupun kelebihan pasien rawat inap rumah sakit tetap memberikan pelayanan. Nantinya setelah perbaikan gedung Graha Mentaram, ia memastikan tidak akan ada kelebihan pasien rawat inap.

Baca Juga :  Mengikuti Pelayanan ‘Home Care’ RSUD Kota Mataram

Keadaan ini menurut dia bisa disiasati dengan cara memperbanyak rawat inap. Sedangkan rawat inap RSUD juga bermasalah dengan kekurangan ruangan. Sehingga RSUD tidak bisa meningkatkan pendapatan.

‘’Tapi saya yakin 2019 sudah kembali normal,’’ imbuhnya.

Ia mengatakan tidak mengetahui secara pasti besaran pendapatan rumah sakit saat ini. Hanya saja rawat jalan mengalami penurunan sampai 40 persen. ‘’Kita sudah sebar 11 pegawai rumah sakit ke Puskesmas. Kita sudah izin sama kepala dinasnya. Masing-masing puskesmas nanti ada orang rumah sakit. Mereka berkolaborasi menangani pasien. Dengan begitu cukup terdongkrak kunjungan untuk rawat jalan. Ini sudah mulai dua minggu yang lalu. Sekarang kunjungan rawat jalan sudah mendekati 700 pasien,’’ pungkasnya. (gal)

Komentar Anda