GIRI MENANG — Ratusan sapi dari Bima masih tertahan di Pelabuhan Gili Mas Lembar. Ratusan truk sapi masih menunggu kapal yang akan mengangkut sapi-sapi yang ada Senin (21/4).
Terhadap kondisi ini, peternak meminta Pemprov mengambil langkah cepat. Salah satunya dengan menambah armada atau kapal pengangkut untuk mengurai penumpukan truk tronton pengangkut sapi ini. Sapi akan dibawa ake Jabodetabek.
Hingga Senin (21/4) sebanyak 100 lebih truk pengangkut sapi masih antre dan 14 ekor sapi mati akibat kepanasan, dehidrasi dan kekurangan pakan.” Kalau bisa diadakan dua kapal sehari, jangan satu kapal,” harap Saprin, salah seorang peternak.
Saat ini hanya satu kapal yang mengangkut, itupun para sopir dan pemilik ternak harus berbagi tempat dengan kendaraan pengangkut barang.
“ Ada satu kapal tapi itu terbatas karena masuk juga kendaraan pengangkut barang. Harusnya kami diprioritaskan dulu,” harapnya.
Saprin dan para peternak lainnya berharap agar ada satu kapal khusus yang mengangkut ke daerah tujuan.
Dengan begitu tentunya akan bisa mengurai penumpukan kendaraan truk pengangkut sapi yang ada di Pelabuhan Gili Mas. mereka berharap agar pemerintah provinsi segera mengambil tindakan dengan menambah satu kapal lagi dalam satu hari agar mereka bisa segera diangkut.” Harapan Kita pemerintah bisa menambah satu kapal lagi untuk mengangkut khusus sapi ini,” harapnya.
Kondisi ini berdampak terhadap jumlah biaya yang mereka keluarkan di mana otomatis setelah hampir empat hari berada di pelabuhan peternak menambah biaya untuk pembelian pakan dan untuk kebutuhan sehari-hari.
Sedangkan untuk pembelian pakan ternak itu mengeluarkan biaya hingga Rp 400 ribu.” Kalau untuk makan sudah habis Rp 200 ribu lebih,” ungkapnya.
Sementara itu Koordinator Asosiasi Peternak dan Pedagang Sapi Bima Indonesia, Furkan Sangiang, menerangkan kondisi terkini ternak sapi yang masih antre di Pelabuhan Gili Mas Lembar mencapai seratusan lebih. Ternak sapi dalam kondisi kritis, stres, dan kurus akibat terlalu lama antre di pelabuhan.
Di tengah kondisi ini, ia dan peternak lain tidak tahu lagi mau mengadu kemana. Sehingga ia sangat berharap dengan kondisi seperti ini gubernur segera membantu dan datang menemui para peternak.
“Dan kami sangat berharap ada koordinasi yang baik terkait penambahan armada kapal, karena masih ada 100 truk lebih yang tertahan dan 14 ekor yang mati sampai saat ini,” terangnya.
Ia mendapat informasi tiap tiga hari ada satu kapal yang melayani pengangkutan 45 truk tronton.
Sedangkan tiap hari ada juga kapal yang melayani, namun yang diangkut tidak banyak berkisar 5 truk hingga 15 truk yang kadang naik kapal. Ini menurutnya tidak bisa cepat mengurangi kepadatan. Sementara jumlah 100 lebih truk tronton ini belum ditambah dengan yang truk yang terus datang. “Yang ada saja ini lebih dari seminggu mereka di sini,”ungkapnya.
Untuk itu pihaknya sangat berharap armada kapal segera ditambah, mengingat kondisi peternak yang sangat khawatir dengan sapi sudah banyak mati dan mulai kurus kekurangan pakan. Peternak mesti membeli pakan untuk kebutuhan selama antre. Sehingga ia pun berharap ada bantuan pakan dari pemerintah.(ami)