
MATARAM – Ratusan orang tua calon siswa baru menggedor Sekretariat Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) NTB. Mereka memprotes karena tidak bisa login website pendaftaran PPDB jalur zonasi yang dimulai tanggal 29-3 Juli 2021. Bahkan ada orang tua calon siswa baru menangis untuk menanyakan langsung kepada panitia terkait tidak bisa melakukan login proses pendaftaran.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB Dr H Aidy Furqan mengaku kendala PPDB tahun ini sejak dimulai dari pra pendaftaran, pendaftaran melalui jalur prestasi, perpindahan orang tua, afirmasi dan hari ini mulai zonasi adalah masalah login di website pendaftaran PPDB secara online.
“Intinya persoalan tidak bisa login masih berkutat pada registrasi yang sulit untuk beberapa orang,” kata Aidy Furqan, kemarin.
Dijelaskan Aidy, ada beberapa hal penyebab pendaftaran tidak bisa login mengakses pendaftaran secara online, pertama adalah seperti biasa Nomor Induk Siswa Nasional (NISN) di sekolah atau madrasah belum keluar. NISN bisa jadi sudah digunakan oleh orang lain, artinya dari Kemendikbud ada dobel bisa jadi, sedangkan yang berikutnya Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang ada di Kartu Tanda Penduduk (KTP) itu sudah koneksi dengan data Dinas Dikbud NTB.
“Kartu keluarga (KK), NIK ada masalah, maka dipastikan tidak bisa login. Kita memahami perasaan orang tua wali maupun peserta didik yang ingin segera memastikan diri bisa masuk atau mendaftar di dalam zonasinya,” jelasnya.
Menurutnya, jalur prestasi dan afirmasi sudah dibantu dengan pola yang sama pelaksanaan zonasi ini. Panitia membantu mereka mendata keluhan terutama tidak bisa masuk dari data pokok yang didapatkan dari pusat data dan informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek maupun Dapodik.
Misalnya, siswa tamatan madrsah itu harus diinput manual kecuali sudah diberikan laporan duluan. Kemudian siswa yang berasal dari luar daerah dengan solusinya diberikan pengaduan, nantinya operator memberikan solusi atas pengaduannya sampai akhir pendaftaranya.
“Keluhan jalur prestasi, afirmasi maupun perpindahan orang tua sama dengan zonasi saat ini. Sekarang ini klimaksnya, sehingga kita siapkan waktu rentang lebih panjang jika dibandingkan dengan tiga jalur tersebut,” jelasnya.
Selain itu, Aidy mengaku ada usulan terkait dengan persolan login ini bisa diselesaikan di tingkat Kantor Cabang Dinas (KCD). Namun kekahwatiran dari panitia bahwa ada oknum operator nanti memanfaatkan dengan cara tidak baik, sehingga tidak bisa dipertanggungjawabkan.
“Saya juga sudah berkoordinasi dengan teman-teman panitia. supaya besok pagi ada link pengaduan,” katanya.
Menurutnya, masa pendaftaran brakhir sampai tanggal 3 Juli, jika tidak masuk melalui online ini tentunya di input manual. Namun berbeda tiba-tiba ada yang datang lalu mendaftar tanpa melalui online, maka tidak bisa diterima.
“Kita bantu untuk memproses, tentu akan berdampak kepada jadwal pengumuman,” ujarnya.
Untuk diketahui, tahun ini basis data tidak ada jika dibandingkan dengan tahun lalu, data UN, SMP, MTsN tahun ini tidak ada, satu-satunya Pusdatin memberikan data Dapodik. Namun dapodik dan Emis tidak bertemu, sehingga diberikanlah manual mendaftar.
“Pada intinya solusi supaya generasi penerus bisa menuntut ilmu,” tandasnya. (adi)