Ratusan Hektare Tanaman Tembakau Terancam Mati

TERGENANG: Kondisi sawah yang ditanami tembakau oleh para petani mulai tergenang oleh air hujan, Jumat (7/7). (M Haeruddin/Radar Lombok)

PRAYAIntensitas hujan yang cukup tinggi membuat para petani tembakau di Lombok Tengah mulai cemas. Pasalnya, tanaman tembakau mereka berpotensi mati jika terus menerus tergenang air.

Seperti yang menimpa para petani tembakau di Desa Kidang, Kecamatan Praya Timur, ada ratusan hektare sawah yang ditanami tembakau kini tergenang air akibat intensitas hujan yang terjadi Jumat (7/7) dini hari. Para petani menjadi khawatir karena jika hujan terus menerus terjadi, maka dipastikan mereka akan gagal panen.

Kepala Desa Kidang Kecamatan Praya Timur, Tarnadi menuturkan, para petani tembakau di Desa Kidang sudah mulai resah. Hampir seluruh sawah yang ditanami tembakau kini sudah mulai tergenang. Jika air tidak kunjung surut dan hujan tetap datang maka sudah bisa dipastikan tanaman tembakau para petani menjadi rusak. “Hujan yang tadi malam ini karena lebat membuat hampir 300 hektare lahan warga yang ditanami tembakau kini kondisinya tergenang. Kita belum bisa memastikan apakah bisa selamat atau tidak, tapi para petani sudah mulai cemas. Karena kalau hujan kembali datang maka bisa kita pastikan petani gagal panen,” ungkap Tarnadi kepada Radar Lombok, Jumat (7/7).

Para petani kini tidak bisa berbuat banyak terlebih hujan yang datang tidak pernah di prediksikan. Padahal tanaman tembakau para petani kini sudah mulai tumbuh dan selama ini para petani sudah mengeluarkan modal yang cukup banyak. Pihaknya berharap agar pemda memberikan perhatian terhadap nasib para petani tembakau ini. “Masyarakat yang menanam tembakau di Desa Kidang ini bukan hanya di lahan pribadi tapi ada yang menyewa sawah lahan. Tak sedikit dari petani tembakau juga meminjam modal dari rentenir. Belum lagi biaya perawatan tembakau yang cukup mahal. Dengan kondisi yang ada saat ini membuat para petani menjadi pusing. Maka setidaknya pemerintah hadir mengobati permasalahan ini misalnya ada bantuan agar kerugian yang dialami petani tidak terlalu signifikan,” harapnya.

Baca Juga :  Sinyal Zulkieflimansyah Maju Pilkada DKI Jakarta Diamini Sekjen DPP PKS

Kepala Dinas Pertanian Lombok Tengah, M Kamrin yang dikonfirmasi mengaku belum menerima laporan secara resmi terkait dengan kerusakan tanaman tembakau akibat hujan. Namun jika melihat hujan yang cukup deras, maka tidak menutup kemungkinan kerusakan mulai ada. Sehingga pihaknya sudah mengintrusikan jajaran di bawah untuk melakukan pendataan. “Memang sekarang belum ada laporan, tapi kita sudah minta masing- masing UPT untuk memerintahkan para PPL untuk melakukan pendatan. Karena tentu hujan yang tadi malam sangat berpengaruh, meski sampai hari ini belum kelihatan dampak karena baru. Makanya saya minta update setiap saat perkembangan di bawah,” ungkapnya.

Kamrin juga mengaku, semua unsur bergerak membantu petani tembakau. Namun tidak bisa dinafikan jika kembali diguyur hujan maka cukup riskan, terutama tembakau yang sudah mulai tumbuh besar. Padahal dari dinas hanya mengantisipasi kondisi kekeringan, namun ternyata di luar prediksi malah hujan dengan intensitas tinggi justru terjadi. “Ini memang yang dimaksud perubahan iklim. Seharusnya kita masuk musim kemarau malah prediksi kita antisipasi elnino tapi justru terjadi hujan. Padahal saat ini musimnya memang waktu menanam tembakau dan yang kita antisipasi secara nasional adalah dampak kekeringan dan ini di luar prediksi,” tegasnya.

Baca Juga :  Cuaca Buruk, Satu Nelayan Hanyut

Kamrin masih mencarikan formulasi langkah apa yang dilakukan untuk membantu masyarakat. Mengingat asuransi petani tembakau sebenarnya pernah ada konsep. Hanya saja dari Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) untuk tanaman jenis tembakau ini belum masuk komoditi yang bisa ikut asuransi. Cuma tanaman padi yang masuk jenis yang boleh masuk asuransi. “Untuk asuransi tembakau ini sebenarnya tahun kemarin kita sudah canangkan tapi landasan hukum yang tidak ada, makanya belum bisa dilakukan. Makanya kita carikan solusi saat ini mungkin ada kompensasi dan kita buat formulasi bagaimana perlindungan bagi para petani tembakau kita. Meski sebenarnya dua tahun terakhir petani untung sejak diproses dengan rajang yang membuat harga stabil. Kalau dulu masih oven, jadi harga belum stabil,” terangnya. (met)