Ratusan Desa di NTB Kekeringan

Kepala BPBD Provinsi NTB, H Mohammad Rum menambahkan, pihaknya telah mengusulkan anggaran sebesar Rp 2 miliar untuk memasok air bersih. Dana sebesar itu akan diusulkan dalam APBD Perubahan (APBD-P) tahun 2018. Meskipun begitu, Rum belum bisa memastikan anggaran tersebut. Pihaknya sebatas mengusulkan saja. Nantinya, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) yang akan mengkaji dan memutuskan apakah usulan tersebut seluruhnya diterima atau tidak. “Sumpai air bersih ini hanya cara mengatasi jangka pendek saja. Kalau untuk jangka panjang, tentu dengan sumir bor,” katanya. 

Terpisah, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) NTB, Agus Riyanto menyampaikan, kondisi NTB saat ini ditandai dengan Hari Tanpa Hujan (HTH) berkepanjangan. Sebagian wilayah Kabupaten Bima dan Lombok Timur terpantau paling parah dengan HTH sampai ratusan hari.

Baca Juga :  Kuripan Benahi Infrastruktur Desa

HTH ekstrem terjadi dalam rentang waktu lebih dari 60 hari sampai 100 hari. “HTH atau kekeringan terpanjang terjadi di Kecamatan Jerowaru atau kawasan Lombok Timur bagian Selatan dengan jangka waktu 107 hari. Kecamatan Pringgabaya dengan 93 hari tanpa diguyur hujan,” ungkapnya. 

Untuk Kabupaten Lombok Tengah, terjadi di Kecamatan Praya Tengah 99 hari dan Praya Timur  juga 99 hari. Di Kabupaten Sumbawa, terparah terjadi di Kecamatan Moyo Hilir 90 hari, Moyo Utara sebanyak 90 hari, dan Kecamatan Lape 83 hari.

Baca Juga :  Warga Desa Pandua Diminta Kompak Membangun

Lebih lanjut disampaikan, kondisi HTH relatif  belum ekstrem. Rata-rata 60 hari tanpa diguyur hujan. Mengingat, ada juga beberapa wilayah yang mengalami hari tanpa hujan dalam kategori pendek di sebagian wilayah Lombok bagian tengah dan Sumbawa bagian tengah. “Prakiraan probabilistik terjadi hujan pada dasarian II Juli 2018 kecil, sekitar 10 persen. Tapi ada beberapa wilayah NTB berada pada kategori rendah di sebagian Lombok Timur dan Lombok Barat juga,” tutupnya. (zwr) 

Komentar Anda
1
2