Rasionalisasi Anggaran, Tamu Hotel Mataram Turun 5 Persen

Reza Bovier (LUKMAN HAKIM/RADAR LOMBOK)

MATARAM—Kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI melakukan rasionalisasi anggaran dalam APBN Perubahan 2016, serta melakukan penundaan penyaluran dana alokasi umum (DAU), berdampak negatif terhadap perhotelan yang mengandalkan tamu dari kegiatan pemerintah.

Sejumlah hotel di Kota Mataram sudah mulai merasakan dampak dari kebijakan rasionalisasi anggaran dalam APBN Perubahan 2016 yang berdampak terhadap sejumlah kegiatan kementerian di sejumlah hotel di Kota Mataram terpaksa dibatalkan hingga empat bulan kedepan.

“Hotel di Kota Mataram sudah mulai merasakan penundaan anggaran ini. Dua minggu belakangan ini jumlah tamu yang menginap berkurang hingga 5 persen,” kata Ketua Asosiasi Hotel Mataram (AHM), Reza Bovier kepada Radar Lombok di Mataram, Senin (5/9).

Reza yang juga General Manager Hotel Santika Mataram ini mengakui jika kebijakan penundaan DAU pemerinah daerah dan rasionalisasi anggaran kementerian berdampak terhadap tingkat hunian kamar hotel, utamanya yang mengandalkan MICE (Meeting Incentive Conference and Exibitions) dari kegiatan pemerintah.

Bahkan selama empat bulan kedepan, kondisi tamu perhotelan yang mengandalkan kegiatan pemerintah akan terus terjadi penurunan tingkat hunian kamar. Kendati demikian, pihak perhotelan di Kota Mataram menanggapinya positif, yang artinya mendorong pengelola dan manajemen hotel untuk lebih kreatif dan berinovasi mengarahkan pangsa pasarnya bagi tamu di sektor swasta termasuk bisnis.

“Masalah penurunan hunian kamar itu sudah pasti tidak akan bisa mencapai target dengan kebijakan penundaan anggaran ini. Tapi jika hotel lebih berinovasi, maka bisa menarik pasar di sektor pariwisata yang juga potensial,” ujar Reza.

Selain itu, Reza juga mendorong pengelola hotel untuk menyesuaika pengeluarannya. Hendaknya pengeularan hotel bisa ditekan sehingga tidak melebihi dari rencana anggaran belanja (RAB) yang telah disusunnya. Bahkan jika perlu, bisa lebih rendah lagi dikurangi biaya yang harus dikeluarkan dalam rangka mengantisipasi menurunnya kunjungan tamu (low season) empat bulan kedepan.

Pihak pengelola hotel sambung Reza, juga menyiasati dengan menekan biaya pengeluaran, memanfaatkan kamar hotel lantai satu saja, jika hotel tersebut berlantai lebih dari dua. Hal tersebut bisa menekan biaya pembayaran listrik dan biaya lainnya. “Meski terjadi penurunan tamu, bukan berarti hotel adakan pemutusan hubungan kerja (PHK). Yang namanya PHK itu tidak akan pernah,” tandasnya. (luk)

Komentar Anda