TANJUNG-Badan Anggaran DPRD Lombok Utara menemukan didalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun anggaran 2017 banyak ditemukan anggaran besar dipecah menjadi paket-paket proyek kecil yang berkisaran Rp 100 juta hingga Rp 200 juta.
Seperti yang ditemukan pada Dinas Pariwisata memiliki anggaran sebesar Rp 10 miliar dialokasikan ke pembenahan pariwisata, namun dipecah menjadi paket-paket proyek kecil. Padahal, pada tahun depan pemerintah daerah akan gencar melakukan pembangunan di bidang pariwisata. Jika ini dibiarkan seperti ini, maka paket-paket proyek ini tidak bisa menuntaskan apa yang direncakan tersebut.
“Kita banyak menemukan anggaran besar dipecah menjadi paket-paket proyek kecil yang berkisaran Rp 100 juta hingga Rp 200 juta, seperti yang kita temukan di Dinas Pariwisata. Seharusnya dengan anggaran Rp 10 miliar pada bidang pembenahan destinasi wisata, hanya ditemukan satu paket yang ditender sebesar Rp 1 miliar untuk pembuatan panggung hiburan di gili,” ungkap anggota Banggar DPRD Lombok Utara Ardianto bersama Ketua Banggar Zarkasi kepada media di gedung dewan, Selasa (13/12).
Menurutnya, banyaknya ditemukan paket-paket kecil ini salah satu bentuk ketidakseriusan dalam menata salah obyek wisata. Akan tetapi, dilakukan kepada seluruh obyek penataan dalam bentuk paket-pket kecil. “Kenapa tidak fokus melakukan penataan wisata mana untuk tahun ini untuk dituntaskan berapa miliar, kalau seperti ini sepanjang zaman menata pariwisata tidak selesai-selesai,” sindirnya.
Kemudian, ditemukan juga bebarapa SKPD lain seperti Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup ikut menganggar penataan pengadaan taman hias wisata Kerujuk mencapai Rp 600 juta, ada juga penataan jalan masuk, pemasangan pot hias, belum lagi dari dinas lain. terkait pembangunan terintegrasi itu, menurutnya, Dinas Pariwisata melakukan apa dan Dinas PU melakukan apa, jangan semuanya masuk ke satu obyek tapi dalam bentuk paket-paket kecil. “Sehingga tidak menemukan keseriusaan dalam menata obyek wisata, anggaran besar tapi dalam bentuk paket-paket kecil, maka hasilnya pun akan kecil-kecil, dan kedepan juga akan seperti ini. kita ingin semua langsung selesai, tidak semua melakukan apa saja,” tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pariwisata Baiq Pitria menyatakan, pengembangan destinasi wisata terutama dalam pemeliharaan beberapa objek wisata berupa paket-paket kecil, karena untuk pemeliharaan di beberapa objek wisata seperti pemeliharaan bale adat, hal ini sesuai hasil survey dari tim teknis. Di samping itu juga adanya paket-paket kecil ini memberikan kesempatan kerja kepada pengusaha lokal yang bermodal kecil untuk turut serta menata dan membangun destinasi wisatanya.
Sedangkan, pengembangan wisata kerujuk paket-paket pekerjaan tersebut besarnya berdasarkan hasil pendampingan dari konsultan Dewan Riset Daerah (DRD) dan paketnya diajukan dalam bentuk proposal. Dan paket-paket kecil untuk mempercepat proses pelaksanaan pengerjaannya, karena ditangani oleh pengusaha yang berbeda dalam waktu bersamaan. (flo)