SELONG—Rannya Agustyra Kristiono menjadi pemateri di acara Pengenalan Kahidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKM) Universitas Gunung Rinjani (UGR) tahun akademik 2024/2025. Kegiatan berlangsung di Kampus Universitas Gunung Rinjani di Lombok Timur pada Rabu (18/9/2024).
Ratusan mahasiswa baru UGR tahun akademik 2024/202 tampak antusias mendengarkan pemaparan materi dari Rannya. Rannya menyampaikan materi dengan tajuk “Start Action: Mewujudkan SDM yang Berkarakter Pemimpin dan Progresif di Era Baru”.
Rannya mengingatkan kepada ratusan mahasiswa baru untuk tekun belajar dan meningkatkan kualitas pribadi. Sebab menurutnya, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi amat penting di era saat ini.
Menurut lulusan Brunel University London itu, mahasiswa baru mesti memiliki fondasi kokoh yang mendorong terealisasinya impian mereka kelak. Dengan demikian, mahasiswa baru harus dapat mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan terwujudnya asa itu.
“Ini adalah langkah pertama adik-adik dalam perjalanan panjang di dunia akademik. Saya tentu berharap adik-adik tidak hanya menjadi mahasiswa terus konsisten mengupgrade diri, yang kompeten, tetapi juga inovatif dan tangguh, sesuai dengan visi UGR,” ujar Rannya yang diikuti antusias oleh ratusan mahasiswa baru UGR.
Rannya juga mengingatkan agar mahasiswa baru mulai beradaptasi dengan lingkungan dan kebiasaan baru di kampus. Menurutnya, bangku kuliah akan sangat menentukan masa depan setiap orang. Ia menekankan pentingnya eksplorasi diri serta perluasan relasi selama masa perkuliahan. “Eksplor semampu kalian, kejarlah pengalaman akademik dan non-akademik, serta perluas relasi seluas-luasnya,” pesan Rannya.
Dalam kesempatan tersebut, Rannya memberikan materi khusus soal kesetaraan gender, perundungan (bullying), kekerasan seksual, dan narkoba. Khusus untuk fonemna sosial tersebut, dalam skala mikro, Rannya mengingatkan langkah pencegahan dengan menerapkan 5D yakni ditegur, dialihkan, dilaporkan, ditengkan, dan direkam.
Dirinya mendorong terciptanya kampus yang aman dari tindak kekerasan seksual dan perundungan, perlu ada upaya bersama dari setiap elemen kampus. Semua pihak harus berkomitmen melakukan pencegahan dan tidak diam jika disinyalir ada tindak kekerasan seksual dan perundungan.
“Ini menjadi hak dan kewajiban semua orang dalam kampus untuk memastikan bahwa kampus itu aman dari segala macam perundungan dan kekerasan,” ujar Putri Almarhum H. Bambang Kristiono (HBK) itu.
Ia juga berharap ada mekanisme pelaporan yang baik di lingkungan kampus yang dapat menjamin semua pihak dapat terlindungi. Sejumlah kendala acap ditemui dalam pelaporan, seperti rumitnya prosedur pelaporan hingga prosedur pelaporan yang tidak berpihak pada korban.
Rannya mengatakan, kekerasan seksual merupakan kejahatan yang dapat terjadi di mana saja, baik di lingkup publik maupun privat. Lingkungan kampus sering dipersepsikan sebagai ruang aman, sehingga kekerasan yang terjadi kerap tersembunyi dan tidak terlaporkan. Pelakunya pun tidak dihukum setimpal. Akibatnya, korban mengalami trauma seumur hidup. Jika tidak ada mekanisme atau perturan mengenai penanganan kekerasan seksual.
Lebih jauh, Rannya mengingatkan, selain fokus pada pengembangan akademik, Rannya meminta mahasiswa untuk lebih melek politik. Sebab menurutnya, hampir seluruh sendi kehidupan ke depan erat kaitannya dengan dunia politik.
Ia mengungkapkan pentingnya anak muda untuk melek politik sedini mungkin. Bukan tanpa sebab, banyaknya jumlah pemilih pemula pada kontestasi politik ini dinilai akan menentukan masa depan negara Indonesia.
“Sebagai anak muda, kita harus punya bekal pengetahuan tentang dunia politik. Tidak hanya untuk mengetahui cara kerja dan sistem politi, tapi paham bahwa politik itu juga mempengaruhi kehidupan sehari-hari,” bebernya.
Dijelaskan Rannya, anak muda yang melek politik paham akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Mereka akan mampu menganalisis informasi dunia politik secara objektif dan rasional. Dengan pembekalan yang ada, ruang gerak anak muda lebih terbuka lebar untuk menyampaikan aspirasinya dan menentukan pilihan dengan tepat.
Partisipasi aktif anak muda akan menjadi bagian dari sejarah yang memastikan keberhasilan pemerintahan Indonesia yang berkelanjutan. Maka dari itu, jangan sampai anak muda Indonesia bersikap abai dan tidak punya bekal pengetahuan dunia politik.
Di tempat yang sama, Presiden Mahasiswa Universitas Gunung Rinjani M. Eri Setiawan mengungkapkan alasan pihaknya mengundang Rannya sebagai pemateri di acara PKKMB 2024/2025. Menurut Eri, Rannya adalah sosok perempuan muda yang inspiratif bagi UGR.
“Kami ingin mendengarkan pikiran dari perspektif anak muda, khususnya perempuan. Mba Rannya kami nilai sebagai intelektual muda yang punya pengalaman khususnya bicara dari sudut pandang perempuan,” jelasnya.
“Makanya kita undang Mba Rannya untuk hadir karena secara pemikiran dan pengalaman kita jadikan lokomotif peregerakan perempuan. Mba Rannya menginspirasi kami,” sambung Eri.
Ia menerangkan, ini kali kedua Rannya diundang sebagai pembicara di UGR. Mahasiswa UGR menyebut Rannya sebagai sosok perempuan muda yang ramah dan murah senyum. “Orangnya humble, secara pemikiran terbuka, kami kagum dan beliau sangat ramah. Tadi mahasiswa baru antusias sekali,” bebernya. (rl)