RAHASIA UMUR PANJANG NENEK 113 TAHUN DI PSLU MANDALIKA MATARAM

LANSIA: Antusias Mbah Caca saat dikunjungi Radar Lombok di Panti Sosial Lanjut (PSLU) Mandalika Mataram, Kamis (11/5).(RATNA/RADAR LOMBOK)

Tak Pernah Tinggalkan Shalat Tahajud dan Puasa Sunah

Membayangkan seseorang yang lanjut usia (Lansia), mungkin yang terbetik dalam benak adalah orang tua yang setiap harinya hanya duduk di kursi atau terbaring lemah di tempat tidur. Demikian jika berjalan harus dipapah dan dibantu dengan tongkat. Bahkan tidak jarang mengidap pikun.

NAMUN ternyata, ciri-ciri Lansia itu tidak berlaku untuk Mbah Caca, salah satu penghuni Panti Sosial Lanjut (PSLU) Mandalika Mataram, yang kini bersuaia sekitar 113 tahun.

Usia tua, tidak menghalangi dia untuk terus produktif. Setidaknya ada 75 orang Lansia yang berada di Panti Mandalika, dengan rata-rata semua adalah Lansia berusia 60 tahun ke atas.
Mbah Caca sendiri adalah satu di antara puluhan Lansia yang dirawat di PSLU Mandalika Mataram. Selain berumur panjang, Mbah Caca juga dikenal sebagai penghuni panti yang memiliki ingatan kuat dan cara bicara yang jelas, meski usianya lebih dari satu abad. Bahkan mungkin satu-satunya penghuni panti yang memiliki ingatan paling tajam dibanding manusia lain seusianya.

Saat ditemui, Mbah Caca tengah duduk-duduk sambil berbincang bersama teman karibnya di sebuah berugak tak jauh dari kamarnya. Kepada Radar Lombok mbah Caca tampak sumringah membagikan rahasia yang membuat dirinya berumur panjang.

Salah satu amalan yang tidak pernah ditinggalkannya adalah shalat tahajud setiap malam dan melakukan puasa sunnah. Diketahui usia mbah Caca saat ini sekitar 113 tahun. “Saya sekarang unurnya 113 tahun. Tidak tahu kenapa tapi waktu muda sering diingatkan solat malam dan puasa 40 hari (Sunnah) sama bapak. Sampai sekarang itu,” ungkapnya.

Baca Juga :  TRADISI “ROWAH 1001 TEBOLAQ BEAQ” SAMBUT BULAN SUCI RAMADAN

Dengan umur yang lebih dari satu abad, suara Mbah Caca masih terdengar jelas dan nyambung untuk diajak bicara. Mbah Caca menjadi penghuni panti sejak tiga tahun lalu. Tapi merasa panti sudah menjadi bagian dari hidupnya. Karena itu meski meski memiliki keluarga, ia lebih memilih untuk tinggal di Panti.

“Bagaimana tidak betah, kan semuanya diurus kalau sakit diurus ya, makan minum juga diurus ada temen juga disini,” katanya.

Hari-hari tua Mbah Caca di Panti lebih banyak diisi dengan kegiatan keagamaan. Mulai dari bangun untuk sholat malam, paginya cek kesehatan, senam dan bersih-bersih. Jika kuat Mbah Caca juga ikut berkebun. Dan saat ada waktu luang biasanya digunakan untuk membaca Al-Quran dan mendengarkan ceramah. “Kalau sholat mah penting, saya suka sendiri ke masjid bangun malam untuk sholat,” ujarnya.

Alasan Mbah Caca ditempatkan di Panti masih bisa dimengerti. Rumah yang ditempati di KLU hancur karena bencana gempa bumi. Sehingga tidak lagi memiliki rumah layak huni. Oleh keluarga akhirnya dikirim ke panti. Demi keamanan dan kenyamanan Mbah Caca.

“Rumahku yang dulu (ditempati) sudah hancur karena gempa. Tidak ada tempat tinggal lagi jadi dibawa ke sini. Tapi cucu sama cicit masih ada di Sire (KLU),” katanya.
Tidak seperti kebanyakan penghuni panti lainnya. Bahasa Indonesia yang digunakan Mbah Caca cukup bagus dan lancar. Belakangan diketahui bahwa Mbah Caca, ternyata orang Bogor dan termasuk perempuan pintar pada zamannya.

Baca Juga :  SUTARTO, MANTAN PENJUAL JAJAN KELILING RAIH GELAR PROFESOR TERMUDA NTB

Diakui dirinya pernah tinggal di DKI Jakarta selama 20 tahun dan bertemu Presiden Soekarno pada zaman penjajahan dulu. Namun 12 tahun lalu ia ikut bersama anak perempuannya yang menikah dengan laki-laki asal Lombok Utara.
“Karena tidak ada yang merawat lagi di Bogor, akhirnya Mbah Caca ikut pindah ke Lombok anak dan mantu. Tapi mereka sudah meninggal semua, cuma ada cucu sama cicit disini,” jelasnya.
Sementara Kepala Panti Sosial Lanjut (PSLU) Mandalika Mataram Dra.Hj.Ari Yuliani, MM mengatakan sangat jarang ditemukan orang yang usianya di atas seratus tahun lebih. Mbah Caca bahkan mampu melaksanakan aktifitasnya sehari hari termasuk melaksanakan ibadah shalat dengan masih berdiri kokoh.
“Ternyata kesehatan mbah Caca tidak terlepas dari amalan yang dikerjakannya setiap hari. Yakni Sholat malam dan puasa sunnah,” terangnya.
Dikatakan saat ini PSLU Mandalika Mataram merawat sebanyak 75 lansia yang berusia diatas 60 hingga 100 tahun. Lansia menerima perawatan gratis dari Panti bahkan hingga proses pemakaman. Setiap hari ada saja kegiatan yang dilakukan seperti mengaji, senam, beternak dan berkebun serta rutin melakukan pengecekan kesehatan.

“Penyebab dimasukkan ke Panti beragam. Diantaranya karena faktor ekonomi, keluarga tidak mampu memenuhi kehidupannya, ada yang telantar dan ditemukan Pol PP,” ujarnya. (BUDI RATNASARI – MATARAM)

Komentar Anda