MATARAM– Qoriah NTB Riski Jumiati mengantongi nilai tertinggi di mata lomba Tilawah Alqur'an golongan tuna netra dengan nilai 94,33.
Dengan berada di urutan paling atas prolehan nilai, membuka peluang besar bagi tuan rumah untuk bisa masuk ke final. " Untuk sementara, utusan kita nilainya masih tertinggi di tilawah tuna netra," kata Zaenudin penanggung jawab lomba Tilawah dan Tartil Alqur'an di aula BKD. Rabu kemarin (3/8).
Sementara itu untuk katagori, pria utusan NTB Alhamudin untuk sementara ini masih berada di di urutan ketiga dengan nilai sebesar 91,67." Dua utusan di tilawah tuna netra memberikan peluang untuk NTB masuk final untuk raih juara,'' katanya.
Dikatakan Zaenudin, untuk mata lomba tartil anak-anak, hasil penilaian sementara sampai hari ini, tuan rumah tidak masuk dalam 5 besar, baik di katagori putra maupun putri. Nilai tertinggi untuk sementara ini masih dipegang oleh peserta dari Provinsi Jambi atas nama Kaspul Anwar dengan nilai 94,00. Urutan kedua peserta dari kafilah Banten atas nama Manarul Huda dengan nilai 92,00 Posisi ketiga untuk sementara diisi Zainal Minawaar dari DKI Jakarta dengan nilai 91,33.
Sedangkan kategori putri, posisi pertama diisi oleh Helfina Eka Famuyo dari Provinsi Jambi dengan nalai 92,33. Posisi kedua diisi oleh Riyanti Rahmawati dari Provinsi Bali dengan nilai 89,67. Sedangkan posisi ketiga ada dua provinsi yang mempunyai nilai yang sama yakni Kalimantan Tengah atas nama Tias Dwi Pratiwi dan Misra dari Sulewasi Tengah dengan nilai 89,33. " Tapi ini hasil prolehan sementaram masih ada sisa peserta yang belum tampil," tegas Zaenudin.
Babak penyisihan cabang lomba tilawah Alqur'an tuna netra akan ditutup hari ini. Masih ada 9 peserta yang belum tampil. Sedangkan untuk mata lomba tartil anak-anak masih tersisa 13 peserta putra dan putri." Untuk itu hasil nilai yang ada saat ini bisa saja berobah, karena masih ada peserta yang belum tampil," ungkapnya.
Sementara itu, babak final lomba cabang Menulis Makalah Ilmiah Alqur'an (MMQ) telah digelar Rabu kemarin (3/8).
Ada enam peserta yang beradu kemampuan di babak final. Di golongan putra ada tiga peserta dari Provinsi Banten, Sumatera Selatan (Sumsel) dan Jawa Timur (Jatim). Sedangkan putri dari Papua Barat, Gorontalo dan NTB atas nama Farida Jaeka Aini.
Para peserta telah mempresentasikan makalah yang mereka buat di hadapan dewan hakim yang terdiri dari 9 orang. Ketua Majelis Dewan Hakim Prof. Dr H. Asep Saeful Muhtadi, MA mengatakan enam peserta finalis memiliki kualitas dan kemampuan yang sama. "Semua finalis ini semuanya baik dan memiliki kemampuan yang seakan mencapai sempurna," paparnya (3/8).
Nama pemenang tidak langsung diumumkan saat berakhirnya babak final kemarin. Pengumuman pemenang akan dilakukan saat penutupan MTQ Tingkat Nasional ke-26 nanti.
Menurut Asep, sistem penilaian pada cabang MMQ meliputi isi, bahasa dan logika. Siapapun yang jadi pemenang menurut Asep, dari lomba ini diharapkan akan lahir cendikiwan atau penulis yang dilandasi iman dan taqwa.
Finalis asal NTB Farida Jaeka Aini menyampaikan bahwa ia tidak menyangka bisa masuk final. Selain lomba MTQN ini merupakan pengalaman pertamanya ia juga menyebutkan persaingan di cabang MMQ ini sangat ketat. "Yang jelas saya sangat bersyukur masuk final ini," katanya dengan senyum lebar.(ami/cr-rie)