Puskesmas Terara Sosialisasi Bahaya Penyakit TBC

SOSIALISASI: Masyarakat Dusun Lando Daye, Desa Lando, Kecamatan Terara, Lotim, tampak serius menyimak sosialisasi bahaya penyakit TBC dan HIV/AIDS yang disampaikan para petugas Puskesmas Terara, Rabu (2/11) (IRWAN/RADAR LOMBOK)

SELONG—Maraknya penderita penyakit TBC beberapa bulan terakhir ini di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Terara, membuat petugas dari Puskesmas setempat melakukan peninjauan langsung ke lokasi, terutama  di Dusun Lando Daye, Desa Lando, yang warganya banyak terkangkit penyakit tersebut.

Pantauan Radar Lombok, di Dusun Lando Utara ini ternyata banyak sekali masyarakat yang terinfeksi penyakit TBC. Itu terjadi akibat kurangnya kesadaran masyarakat melakukan pengobatan secara rutin penyakit yang bisa menyebabkan kematian ini. Terlebih yang paling banyak terjangkit adalah orang tua yang umurnya di atas 40 tahun.

Kepala Puskesmas Terara, dr. H. Anjasmoro mengatakan, peyakit TBC merupakan penyakit yang bisa sangat lamban terdeteksi, sehingga angka kematian yang disebabkan oleh penyakit TBC ini juga sangat tinggi. Hal ini yang belum diketahui masyarakat.

“Untuk penyakit TBC ini, Indonesia berada di urutan ketiga jumlah angka kematian yang disebabkan oleh penyakit TBC. Dimana untuk urutan pertama India, kedua Cina, baru kemudian Indonesia,” ungkapnya kepada Radar Lombok, Rabu (2/11).

Baca Juga :  Pemkab Gelar Sosialisasi Pajak

Disampaikan, untuk saat ini penyakit-penyakit yang diketahui oleh masyarakat sebagai penyakit mematikan hanyalah penyakit jenis kanker, malaria, dan demam berdarah (DBD) saja. Sedangkan untuk penyakit TBC ini masyarakat belum banyak yang mengetahui, sehingga dengan begitu perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Penyakit TBC selama ini dikenal masyarakat luas karena faktor keturunan. Padahal, TBC tak hanya menurun, tetapi juga bisa menular. “Jadi kita tidak boleh menganggap penyakit ini remeh. Ini penyakit yang mematikan,” tandasnya.

Puskesmas Terara sendiri, dari sejak dua tahun terakhir ini pasien yang telah ditangani karena menderita penyakit TBC ada sebanyak 53 kasus. Dimana desa-desa yang warganya paling banyak menderita penyakit ini berasal dari Desa Embung Raje, Lando dan Terara. “Sebenarnya penyakit TBC bisa di obati. Hanya saja kesadaran masyarakat yang kurang. Selain itu, masyarakat yang terkena oleh penyakit TBC ini juga  malu kalau sampai diketahui menderita peyakit TBC,” ungkapnya.

Untuk diketahui, ciri-ciri penderita penyakit TBC ini yaitu batuk yang lama, atau lebih dari dua minggu, badan kurus, nafsu makan menurun, demam, suka berkeringat malam, dan ketika batuk bisa bercampur darah. “Tapi kalau berkeringat malam dengan yang lain. Itu bukan TBC loh, tapi karena faktor lain,” canda Anjasmoro.

Baca Juga :  PA Tak Punya Peran Sosialisasi

Ditambahkan Anjasmoro, selain melakukan sosialisasi penyakit TBC ini ke masyarakat, petugas Puskesmas juga melakukan sosialisasi bahayanya penyakit HIV/ Aids. Dimana untuk kasus HIV/Aids, di Puskesmas Terara sudah ada 9 orang yang terjangkit. “Dari 9 orang yang terjangkit itu, sudah ada dua orang yang meninggal, sepasang suami istri,” ujarnya.

Sementara Kepala Dusun Lando Daye, Pak Tanwil ketika dikonfirmasi mengakui, kalau warganya banyak yang menderita penyakit TBC. Namun para penderita penyakit TBC ini kebanyakan adalah orang tua, yang tidak punya biaya untuk berobat. “Kalau saya lihat masyarakat saya yang sakit ini rata-rata orang yang sudah tua, diatas 40 tahun keatas,” pungkasnya. (cr-wan)

Komentar Anda