Pupuk Urea Bersubsidi di Lobar Dipastikan Tak Langka

Ilustrasi Pupuk Urea Bersubsidi

MATARAM—PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) Nusa Tenggara Barat memastikan stok pupuk bersubsidi jenis urea di seluruh wilayah NTB dalam kondisi aman. Bahkan stok untuk pupuk bersubsidi jenis urea masih aman hingga Mei 2017 mendatang.

“Jadi tidak benar pupuk urea bersubsidi itu langka. Stok pupuk sangat aman begitu juga distribusi tetap lancar,” kata Kepala Pemasaran PT Pupuk Kaltim Cabang NTB, Rochmansyah, didampingi distributor penyalur pupuk bersubsidi jenis urea untuk wilayah Lombok Barat dari Puskud NTB, Toto Budiarto, dan Kepala Cabang Pertani, selaku distributor penyalur pupuk bersubsidi di wilayah Lombok Barat, Lalu Jayadi, Senin kemarin (13/3).

Hal tersebut disampaikan Rochmansyah membantah pernyataan Asosiasi Kepala Desa (AKAD) Lombok Barat, Muhammad Zaini yang menyebut pupuk di sejumlah daerah di Kabupaten Lombok Barat langka.

Rochmansyah memastikan pupuk urea bersubsidi tidak pernah langka, termasuk juga di seluruh wilayah Lombok Barat. Bahkan permintaan pupuk bersubsidi di beberapa kecamatan di Wilayah Lombok Barat penyaluran pupuk bersubsidi pada bulan Februari dibawah kuota. Hal tersebut disebabkan, pada Februari dan awal Maret petani suda mulai panen tanaman padi. Sementara serapan pupuk bersubsidi cukup besar pada bulan Januari yang melampui kuota sesuai dengan Surat Keputusan (SK) penyaluran pupuk bersubsidi dari pemerintah provinsi NTB.

Baca Juga :  PKT akan Tindak Tegas Pengecer Pupuk Diatas HET

[postingan number=3 tag=”pupuk”]

Terkait isu bahwa sejumlah petani di beberapa desa di Kabupaten Lombok Barat, seperti Babussalam, Gerung, Tempor, Gerung, dan beberapa petani di Kediri yang mengklaim pupuk langka, menurut Rochmanysah seharusnya pihak yang membuat pernyataan melihat terlebih dahulu apakah petani tersebut masuk dalam RDKK atau tidak. Jika tidak masuk RDKK, maka petani tersebut tidak berhak mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai dengan ketentuan.

“Selama petani itu masuk RDKK maka bisa dipastikan mereka akan mendapatkan kuota pupuk bersubsidi. Tapi jika tidak masuk dalam RDKK, maka petani tersebut tidak boleh menerima pupuk bersubsidi,” jelas Rochmansyah.

Distributor penyalur Pupuk Bersubsidi dari Puskud NTB, Toto Budiarto mengaku pihaknya langsung menurunkan tim untuk melakukan verifikasi dan investigasi di sejumlah tempat yang disebutkan oleh Ketua AKAD Lombok Barat, Muhammad Zaini.

Hasil investigasi Tim Puskud NTB tersebut didapati ternyata petani yang menyebut pupuk langka tersebut tidak masuk dalam RDKK. Pasanya, petani tersebut menggarap kawasan lereng gunung di Sasak, sehingga tidak mungkin masuk dalam RDKK.

“Mereka (petani) yang mengatakan pupuk langka itu tidak masuk dalam RDKK,  jadi kios pengecer kami tidak diperbolehkan memberi mereka untuk membeli. Karena itu sudah aturan dan ketentuan,” jelasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Distributor penyalur pupuk bersubsidi dari PT Pertani, Lalu Jayadi. Pihaknya langsung menurunan tim untuk melakukan investigasi adanya isu pupuk langka. Alhasil dalam temuan dilapangan didapatkan tidak pernah ada pupuk langka. justru permintaan tebus pupuk bersubsidi berkurang, karena petani awal Maret ini baru mulai tanam padi, setelah panen pada Februari.

Baca Juga :  Atasi Krisis Pupuk, Pemkab Bentuk Komisi P3

“Sebagian besar petani baru akan mulai menanam padi. Jadi mereka belum mengajukan penebusan pupuk. Jadi tidak benar pupuk bersubsidi itu langka selama masuk RDKK, kios pengecer siap melayani,” ujarnya.

Berdasarkan data Kantor Pemasaran PT Pupuk Kaltim Cabang NTB, bahwa kuota pupuk bersubsidi untuk NTB pada tahun 2017 sebanyak 125 ribu ton. Untuk penyaluran sampai tanggal 13 Maret 2017 sudah mencapai 40 ribu ton lebih atau lebih dari 100 persen. Padahal, jika mengacu pada SK dari Pemprov NTB yang seharusnya disalurkan hingga Maret 2017 ini sebanyak 27 ribu ton.

Tapi justru karena tingginya permintaan penggunanan pupuk bersubsidi saat musim tanam di Januari dan Februari secara umum di NTB, selama petani itu masuk RDKK, PT Pupuk Kaltim Kantor Pemasaran NTB menyalurkan lebih besar dari kuota seharusnya. “Kami ingin petani itu fokus produksi. Pupuk subsidi itu stok aman dan distrbusi lancar,” tutup Rochmansyah. (luk) 

Komentar Anda