Pupuk Subsidi Langka, Harga Nonsubsidi Melambung

MENANAM: Para petani di wilayah Batukliang Utara saat menanam padi. (M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Penyakit pertanian kambuh lagi memasuki musim tanam pertama tahun ini. Petani mulai merasakan kelangkaan pupuk subsidi untuk memupuk tanaman mereka. Jika pun ada, yang beredar di pasaran maupun di pengecer hanya pupuk jenis urea saja. Sementara pupuk jenis lainnya tak bisa didapatkan petani.

Di sisi lain, pupuk nonsubsidi justru banyak ditemukan petani. Cuma saja, petani kewalahan untuk membeli pupuk nonsubsisi karena harganya yang melambung tinggi. Hargnya empat kali lipat di pasaran jika dibandingkan dengan harga pupuk subsidi. “Kita sangat khawatir dengan kelangkaan pupuk subsidi ini. Kita takutnya akan berdampak pada masa pemupukan tanaman. Jika telat, takutnya hasil pertanian kita tidak maksimal,’’ keluh Yudian, salah seorang petani asal Desa Batunyala Kecamatan Praya Tengah.

Yudian sendiri bercerita, kelangkaan pupuk subdisi ini mulai dirasakan petani sejak dua pekan belakangan ini. Di antara pupuk yang langka yaitu jenis ZA, NPK dan jenis pupuk subsidi lainnya. Berbeda dengan pupuk nonsubsidi, stoknya tetap penuh di gudang pengecer. “Malah ketika ditanya pada pengecer tentang kelangkaan. Mereka mengatakan memang langka dari gudangnya di atas,”terangnya.

Yudian juga mengaku, kelangkaan pupuk ini membuat petani kelimpungan di bawah. Pasalnya, jika mereka akan membeli pupuk nonsubsidi, maka petani pastinya tidak akan mampu. Karena harga pupuk nonsubsidi sendiri sangat mahal sekali. “Untuk membeli pupuk nonsubsidi, petani akan mikir dua kali. Karena harganya mahal, satu kuintal harganya bisa mencapai Rp 800 ribu,” sebutnya.

Disampaikan juga bagi petani miskin maka harga itu sangat mahal dan sangat memberatkan mereka. Petani hanya bisa menggantungkan diri pada pupuk bersubsidi yang langka saat ini. “Kita berharap agar persoalaan kelangkaan pupuk ini menjadi perhatian penuh dari pemerintah. Karena pupuk ini sangat dibutuhkan oleh kalangan petani,”harapnya.

Kabid Sarana Prasarana Pertanian (SPP) Distanak Lombok Tengah, Yusuf Adi yang dikonfirmasi tak menafikan kelangkaan pupuk subsidi ini. Distan juga sudah mengecek kondisi ini dibawah dan mendapatkan informasi bahwa sebenarnya pupuk subsidi ini tidak langka. Tapi pengecer belum menebus jatahnya hingga sekarang. “Jadi kelangkaan terjadi karena pengecer belum menebus pupuk ke distributornya,”ungkap Yusuf Adi.

Yusuf juga menegaskan, pihaknya akan segera menghubungi distributor pupuk ini agar mereka mengingatkan para pengecer untuk segera menebus. Sehingga para petani di bawah tidak akan kesulitan untuk mendapatkan pupuk subsidi di musim tanam ini. “Ingat kami tetap mengawasi ketat pupuk ini. Jadi jangan ada yang coba-coba para pengecer untuk bermain dengan pupuk ini,” tegasnya. (met)

Komentar Anda