Pupuk Langka, Petani Menjerit

MENJERIT: Perwakilan petani asal Desa Kawo Kecamatan Pujut, saat mengadu di ruangan Komisi II DPRD Lombok Tengah, kemarin (SAPARUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA-Kelangkaan pupuk musim tanam seakan menjadi penyakit kronis setiap tahunnya bagi petani.

Musim tanam tahun ini. Kelangkaan itu kembali terjadi dan harus membuat petani menjerit. Mereka bingung dengan situasi yang terjadi setiap tahunnya. Sehingga mereka menganggap kinerja pemerintah tidak becus dalam mengatasi masalah itu.

Inilah yang diutarakan sejumlah petani asal Desa Kawo Kecamatan Pujut, kemarin (20/12). Mereka menyampaikan keluhan di ruangan Komisi II DPRD Lombok Tengah. Sayang, kehadiran mereka tak dijamu siapa pun oleh para wakil rakyat daerah itu. Sehingga membuat masyarakat petani ini harus kecewa. “Saya kecewa sekali. Tidak ada satupun anggota DPRD yang membidangi pertanian kami temukan. Padahal, kami sudah mengirimkan surat sebelumnya, kalau kami akan hering menyangkut kelangkaan pupuk,” sesalnya perwakilan petani, Saeful Bahri, kemarin.

Meski tak ada yang menemui, para petani ini berusaha diam beberapa saat di ruangan komisi II. Namun, tetap saja tidak ada yang menemui mereka. Saeful mengaku, masalah yang dibawanya menyangkut keberlangsungan kehidupan para petani. Di mana saat ini, mereka sedang diselimuti masalah kelangkaan pupuk.

Jika pemerintah daerah tidak mampu mengatasi masalah ini, tentunya akan menjadi masalah berkepanjangan bagi petani. Sebab, sudah dua pekan ini petani tidak bisa membeli pupuk karena langka. Jika dalam sepekan pupuk yang dibutuhkan tidak ada. Seperti ZA, Urea NSP dan lainnya, maka dikhawatirkan akan gagal panen.  “Padi kami saat ini lagi butuh makan. Jika sampai satu pekan stok pupuk kosong, mah saya malah khawatir petani gagal panen,” tandasnya.

Baca Juga :  Petani Tembakau Keluhkan Kelangkaan Pupuk

Diakuinya, permasalahan pupuk ini sebuah penyakit menahun. Setiap kali tanam dan setiap waktunya melakukan pemupukan, selalu stok pupuk langka. Yang menjadi persoalan saat ini adalah apakah kejadian tahun sebelumnya tidak dijadikan sebagai bahan pembelajaran oleh pemerintah?. Sehingga kelangkaan yang sama kembali terjadi tahun ini. “Kayaknya anggota dewan kita ini kurang memperhatikan para petani, sehingga penyakit menahun ini kembali kambuh,” sangkanya.

Senada diungkapkan Ketua Kelompok Tani ‘Pade Girang’, Kumpul Ramen. Dia juga menyesali kelangkaan pupuk yang dihadapi petani saat ini. Masalah ini seakan tidak ada habisnya dan terjadi setiap tahunnya.

Dia mengaku, sistem saat ini ada yang salah dalam pemberian jatah pupuk kepada petani. Terutama sistem dengan Rencana Definitif Kebutuhan Kebutuhan Kelompok (RDKK). Masalah RDKK ini sering dipermainkan kelompok tani. RDKK ini bahkan tidak luput dari bisnis.

Baca Juga :  Beredar NPK Palsu, Petani Diminta Teliti Beli Pupuk

Segelintir pengurus kelompok tani terkadang menjualnya kepada pengusaha. RDKK ini kemudian diajukan ke pengecer untuk pengambilan jatah pupuk bersubsidi. Namun, di bawah pupuk ini kemudian dijual dengan harga non subsidi. ‘’Ini yang banyak terjadi sehingga kelangkaan pupuk sering terjadi. Petani yang seharusnya mendapatkan jatah sering diabaikan,’’ katanya.

Ketua Komisi II DPRD Lombok Tengah, HL Rumiawan yang dikonfirmasi terkait masalah ini belum bisa memberikan keterangan. Sebelumnya, Rumiawan mengaku, masalah kelangkaan pupuk yang terjadi setiap tahunnya sulit diatasi. Sebab, persoalan pupuk itu di luar konteks pemerintahan.

Petani akan langsung berhubungan dengan perusahaan. Posisi pemerintah hanya sebatas mengawal saja. ‘’Karenanya, kami juga sering usul agar masalah pupuk ini dikembalikan dengan pola lama. Yaitu, sebaiknya dikirim melalui KUD (Koperasi Unit Desa). Ketika sistem itu masih dipakai, kita tidak pernah dengar petani mengeluhkan kelangkaan pupuk,’’ katanya. (cr-ap)

Komentar Anda