Puncak Bau Nyale Ditetapkan Pertengahan Februari

Puncak Bau Nyale Ditetapkan Pertengahan Februari
SANGKEP WARIGE: Salah satu tokoh adat saat menyampaikan pendapatnya dalam sangkep warige penetapan puncak pelaksaan pesta bau nyale tahun 2020.( M HAERUDDIN/RADAR LOMBOK)

PRAYA – Puncak pelaksanaan pesta ‘bau nyale’ tahun 2020 jatuh pada tanggal 14-15 Februari mendatang.

Penentuan tanggal ini ditetapkan berdasarkan hasil musyawarah ‘Sangkep Warige’ para tokoh adat dan budayawan di Kampung Adat Ende Desa Sengkol Kecamatan Pujut, Sabtu (11/1). Yaitu, pemangku  adat dari empat penjuru angin, yakni mangku barat, timur, selatan dan utara. Para pemangku adat ini merupakan ahli di bidang ilmu perbintangan, membaca tanda-tanda alam, dan memiliki ilmu maritim kelautan.

Dalam sangkep itu juga digelar perkanggo gumilit gumalat, alas kualon walantake, ilmu gaib, ilmu piranti terah duking gune berue.  Seperti, pertama motosiung gule gerape, benang setokel, beras kuning, kepeng bolong, manuk panggang. Kedua, balu pamunci, betisikan air suci dari bunmas yang dilengkapi 9 macam bunga yang diambil dari seluruh penjuru Lombok.

Dalam kesempatan itu, dihadiri tokoh adat dan budayawan, Wakil Bupati Lombok Tengah HL Pathul Bahri, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Camat Pujut Lalu Sungkul, kades se wilayah selatan, dan sejumlah tokoh adat dan budayawan serta unsur pemerintahan lainnya.

Dalam kesempatan, sejumlah tokoh adat dan budayawan menyampaikan pendapat masing-masing. Namun, tidak keputusan mutlak yang disampaikan para tokoh adat dan budayawan. Keputusan kemudian diambil berdasarkan suara terbanyak yang menyatakan, bahwa puncak pesta bau nyale akan jatuh pada bulan Februari 2020. Tepatnya pada tanggal 14-15 Februari.

Tanggal kalender masehi ini bertepatan dengan tanggal 20 bulan 10 kalender Sasak yang merupakan tempat jatuhnya bau nyale secara turun temurun selama ini. Alasan jatuhnya puncak perayaan bau nyale tahun ini juga dilandasi munculnya ‘bintang tenggale’. Kemudian diiringi dengan sejumlah siklus dan pertanda kejadian alam tahun lainnya. Seperti jamur mulai timbuh, terdengarnya bunyi serangga tonggeret atau garengpung (cicada), rebong (tunas bambu) mulai tumbuh, tumbuhnya bunga merdu kentalon.

Tanda alam lainnya, yakni terdengarnya getaran gemuruh laut. Gemuruh ini menandakan, bahwa sangkep warige perapet sile pesopok ambu madu arep sudah harus dilakukan. Semua ini menunjukkan sudah masuk bulan sembilan pada pertengah Januari 2020 ini. Sehingga bulan sepuluh berdasarkan rowot Sasak akan jatuh pada awal bulan Februari mendatang.  ‘’Dengan semua alasan para tokoh ini, maka kemudian disepakati dan ditetapkan puncak perayaan bau nyale jatuh pada tanggal 14-15 Februari, atau hari Jumat dan Sabtu,’’ ungkap Wakil Bupati Lombok Tengah, HL Pathul Bahri usai menghadiri acara itu.

Menurut Pathul, bau nyale adalah tradisi peninggalan leluhur masyarakat Sasak yang harus dilestarikan. Apalagi, event ini sekarng sudah ditetapkan menjadi event tahunan nasional. Menjadi salah momentum untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa masyarakat Sasak memiliki tradisi unik ini. ‘’Tradisi bau nyale sebagai momen untuk kita tunjukkan kepada dunia bahwa inilah peninggalan leluhur kita yang harus tetap dijaga kelestarianya. Agar ke depan anak cucu kita bisa merasakan teradisi yang selalu kita laksanakan setiap tahunnya,” papar Pathul.

Tradisi bau nyale ini, sambung dia, adalah salah satu upaya untuk menarik minat wisatawan datang berkunjung ke Lombok Tengah. Terlebih, daerah ini sudah menjadi salah satu destinasi pilihan wisatawan mancanegara. Ditambah lagi dengan keberadaan KEK Mandalika yang menjadi priotritas skala nasional.

Karenanya, bau nyale ini tak cuma dihajatkan untuk menjaga peninggalan leluhur sebagai salah satu tradisi budaya. Tetapi juga untuk mempromosikan wisata budaya kepada dunia. “Untuk itu, kita berharap semua elemen masyarakat mendukung keputusan dan pesta bau nyale ini. Semua ini tentunya untuk memajukan pariwisata kita ke depannya,’’ ajak Politisi Partai Gerindra ini.

Pathul menambahkan, untuk memeriahkan kegiatan bau nyale ini, pihaknya akan melaksanakan berbagai kegiatan selain agenda pemerintah pusat. Sebelum pelaksanaan bau nyale, akan ada parade budaya, pemilihan Putri Mandalika, dan berbagai kegiatan lainnya seperti tahun-tahun sebelumnya.

Karenanya, Pathul mengaku kegiatan bau nyale tahun ini akan dipayakan lebih semarak dan jauh beda dengan tahun-tahun sebelumnya. Harapannya, kegiatan ini mampu menyedot perhatian wisatawan untuk berkunjung ke Lombok Tengah. ‘’Apalagi event bau nyale itu sudah masuk menjadi kalender event besar nasional. Sehingga desain kegiatan ini juga akan dilakukan ahli berskala nasional pula,’’ ujarnya.

Sekda Lombok Tengah, HM Nursiah menimpali, dengan telah ditetapkannya puncak perayaan pesta bau nyale ini. Maka pihaknya akan segera menggelar rapat koordinasi terkait teknis dan persiapan lainnya. Termasuk pembagian tugas yang akan dilakukan oleh pemda, pemprov dan pemerintah pusat. “Tinggal kita tindak lanjuti dengan rapat persiapan dan berbagai agenda yang kita akan lakukan,’’ timpalnya. (met)

Komentar Anda