MATARAM— Rekening puluhan nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) dibobol.
Modusnya diduga melalui pencurian data (skimming) di Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Kerugian para nasabah bervariasi. Para nasabah iniberbondong-bondong mendatangi kantor Cabang BRI Mataram. Mereka meminta kejelasan dari pihak bank mengenai rekening tabungan yang tiba-tiba terdebet. Padahal mereka mengaku tidak pernah melakukan transaksi apapun. " Saya tidak pernah menarik uang di ATM maupun tabungan. Tapi rekening saya tiba-tiba terdebet sebanyak tiga kali," ujar Lalu Faesal Bawean Senin kemarin (24/10).
Ia mengaku terakhir kali melakukan transaksi melalui ATM pada hari Sabtu lalu (22/10). Keesokan harinya, dirinya mendapat pemberitahuan melalui SMS banking yang menyatakan sudah terjadi tiga kali penarikan melalui rekening miliknya. Sontak saja, dia kaget. Padahal, pada hari itu dirinya sama sekali tidak melakukan transaksi apapun direkeningnya. Totalnya, ia mengalami kerugian sebesar Rp 4 juta. ‘’ Ada tiga kali penarikan yang berhasil dilakukan, padahal saya tidak pernah sama sekali melakukan transaksi. Total uang saya yang ditarik Rp 4 juta. Di rekening saya saldonya Rp 18 juta, kok sekarang jadi Rp 14 juta ,’’ bebernya.
Faesal lalu meminta print out transaksi di rekening miliknya. Hasilnya memang terdata di rekeningnya terjadi tiga kali penarikan. Ia lalu meminta pihak bank bertanggung jawab atas apa yang menimpa para nasabah ini. ‘’ Saya belum dengar penjelasan dari pihak bank karena ini masih mengantri. Sebagai bank milik pemerintah, BRI harus bertanggung jawab atas kerugian nasabah ini,’’ pintanya.
Nasabah lainya yaitu Taufik, juga mengaku kehilangan uang di rekening miliknya secara tiba-tiba sebanyak Rp 5 juta. Jumlah tersebut melalui tiga kali penarikan yang didapatkan melalui SMS banking miliknya. ‘’ Jumlah kerugian saya Rp 5 juta melalui tiga penarikan. Pertama dan kedua itu Rp 2 juta dan yang ketiga Rp 3 juta. Saya tidak pernah melakukan transaksi apapun,’’ kata warga Tinggar Ampenan Kota Mataram ini seraya memperlihatkan SMS banking penarikan yang berhasil dilakukan.
Taufik meminta kepada pihak bank untuk menjelaskan terkait dengan penyebab menghilangnya uang nasabah secara tiba-tiba ini. ‘’ Saya minta penjelasan dan tanggung jawab dari pihak bank BRI,’’ ungkapnya.
Sementara itu, Pimpinan Cabang (Pinca) BRI Mataram IGNG Jaya Hardana saat dikonfirmasi mengatakan, yang sedang terjadi dan dihadapi oleh pihaknya ini adalah sebuah tindak kejahatan dengan korban adalah Bank BRI. ‘’Kami ini yang menjadi korban karena kerugian yang didapatkan oleh nasabah ini akan diganti seluruhnya oleh BRI,’’ ujarnya memulai konfirmsinya.
Dikatakannya, setelah proses pemeriksaan, terbukti bahwa kerugian nasabah itu diakibatkan oleh kejahatan pencurian data nasabah (skimming). BRI kata dia sudah melakukan upaya dengan mengecek semua ATM di Mataram. Hal ini untuk memastikan dan mencari alat skimming (skimmer) data nasabah yang dipasang oleh pelaku. ‘’ Ini akibat tindak kejahatan pencurian data (skimming, red),’’ katanya.
Begitu menerima laporan dari nasabah, pihaknya langsung melakukan pengecekan di setiap ATM BRI. Hasilnya, tidak ditemukan skimmer yang terpasang di seluruh ATM BRI di Mataram. Bahkan pemeriksaan juga dilakukan di seluruh ATM BRI di Lombok Utara dan Lombok Barat. Namun, tetapa saja tidak ada skimmer yang ditemukan. Ia menduga skimmer sudah terpasang jauh hari sebelumnya dan dicabut dan pelaku beraksi saat ini. ‘’ Kemungkinan skimmernya sudah lama dipasang tapi baru sekarang digunakan oleh pelaku dan saat ini dipakai datanya. Sehingga kita kesulitan untuk mendeteksi dimana skimmer tersebut dipasang,’’ ungkapnya.
Raibnya uang nasabah ini bukan diakibatkan oleh jebolnya atau kesalahan sistem milik BRI. Melainkan diduga kuat dari pihak eksternal. Beberapa waktu lalu, pihaknya mengaku menemukan skimmer yang terpasang di ATM BRI di areal SPBU di Jalan dr Soedjono lingkar selatan Mataram pada tanggal 24 September. Namun, skimmer tersebut berhasil diketahui dan dicabut oleh pihaknya. ‘’ Kami khawatir mungkin disitu dia kumpulkan data dan baru dimanfaatkan sekarang,’’ tandasnya.
Jaya juga menduga pelaku sengaja menggunakan data yang dicuri itu sekarang ini. Oleh karena itu, ia meminta nasabah yang merasa menjadi korban untuk segera melepor ke BRI terdekat. Terkait dengan jumlah pengaduan ataupun komplain dari nasabah yang masuk ke BRI cabang Mataram, Jaya mengaku belum bisa memastikan. Begitu juga dengan jumlah total kerugian dari nasabah dari kejahatan ini belum juga bisa dipastikan. ‘’ Belum kita data, karena jumlah kantor kita ada banyak. Ada di cabang, di KCP dan juga unit,’’ sebutnya.
Pihaknya kata Jaya, pertama kali menerima laporan dari nasabah hari Minggu (23/10). Saat itu kata dia ada tujuh komplain yang masuk ke BRI cabang Mataram. Sedangkan pada hari Senin kemarin jumlahnya sudah mencapai 39 pengaduan. Menurutnya, jumlah pengaduan ini belum deiregister seluruhnya. Tap ia memastikan akan memproses seluruh pengaduan yang masuk ke BRI Cabang Mataram. ‘’ Kami pikir jumlahnya sampai ratusan tapi bisa juga tidak. Ini masih akan tetap kami register berapapun jumlahnya. Kami tidak akan menutupi angka. Karena ini akan jadi bahan laporan kami ke kantor pusat,’’ katanya.
Nasabah yang mengalami kerugian diharapkan untuk tetap tenang dan sabar. Karena pihak bank secara terus menerus melakukan proses dan menyelidiki modus dari kejadian tersebut. Jika memang nantinya nasabah itu dirugikan oleh kejahatan skimming, maka pihaknya akan bertanggung jawab untuk mengganti kerugian nasabah itu. ‘’ Kalau itu korban dari skimming kami akan bertanggung jawab untuk mengganti uang nasabah. Nanti akan diselidiki,’’ imbuhnya.
Ia juga memastikan, eskalasi pembayaran ganti rugi kepada nasabah yang menjadi korban ini akan dilakukan maksimal selama 20 hari sejak pengaduan. ‘’ Maksimalnya dalam 20 hari akan diganti uang nasabah itu. Yang jelas ini akan kami laporkan ke kepolisian karena ini sudah massif,’’ terangnya.
Kasus ini juga dilaporkan ke Ditreskrimsus Polda NTB. Sebelumnya,pihaknya akan melaporkan kejadin tersebut ke kantor wilayah (kanwil) BRI di Denpasar dan juga Otoritasa Jasa Keuangan (OJK). '' Tentu akan kami laporkan ke kepolisian. Laporannya sedang disusun. Tapi kami lapor dulu ke Kanwil BRI Denpasar dan OJK terlebih dahulu,’’ ungkapnya.
Terpisah kasubdit II Ditreskrimsus Polda NTB AKBP Darsono Setyo Adjie mengatakan, pihaknya belum menerima laporan dari BRI terkait dengan permasalahan ini. Ia memastikan akan menindaklanjuti kasus tersebut. ‘’ Belum ada laporan yang kami terima. Tapi kita sudah mengirim personel untuk mengecek situasi disana,’’ katanya.(gal)