Puluhan Paket Proyek Terancam Batal Dilelang

PROYEK : Sekda Lombok Barat, H. Baehaqi, saat melihat progres pembangunan pasar Gunungsari Kecamatan Gunung Sari belum lama ini.(Dok/RADAR LOMBOK)

GIRI MENANG-Pelaksananaan lelang proyek di Lombok Barat tidak berjalan sesuai dengan rencana.

Dari 103 paket proyek, tidak semuanya bisa dilelang tahun ini. Sampai sekarang baru 58 paket yang sudah selesai. Kabag Layangan Pengadaan Barang dan Jasa, Kartono Haryoto, mengatakan sampai bulan Oktober masih ada beberapa paket proyek yang tidak bisa dilelang.”Masih banyak yang belum dilelang, dari total 103 paket proyek itu,” ungkapnya.
Paket yang selesai dilelang terdiri dari 37 pekerjaan konstruksi, tiga konsultan, dan pengadaan barang sebanyak 18 paket. Adapun sisa paket sebanyak 45, beberapa di antaranya berpotensi tidak bisa dilelang. Penyebabnya, kata Kartono, kemampuan anggaran daerah. Pandemi Covid-19 membuat Pemkab Lobar melakukan rasionalisasi dan refocusing terhadap anggaran di sejumlah kegiatan yang membuat banyak proyek tertunda pelaksanaannya. Selain itu, sumber pembiayaan dari pemerintah pusat juga banyak yang dipotong. ”Ada beberapa yang batal. Cuma jumlahnya belum bisa kita pastikan,” ungkapnya.
Untuk lelang yang sudah selesai, dua paket berasal dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, 17 paket berada di Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang sebanyak 22 paket, Dinas Perindustrian dan Perdagangan empat paket, Badan Pendapatan Daerah satu paket, Dinas Pertanian empat paket, Dinas Ketahanan Pangan satu paket, dan dua paket dari DP2KB3A.”Ada yang sudah dilaksanakan. Mungkin sudah ada juga yang selesai,” tambah Kartono.
Sementara itu, dari sekian proyek yang sudah dikerjakan, tak semuanya berjalan mulus. Ada beberapa proyek yang mengalami deviasi minus. Seperti pembangunan kantor Dukcapil, ruang rawat jalan di Rumah Sakit Awet Muda Narmada, dan perawatan berkala jalan di Sekotong.
Kepala Dinas PUTR Lobar I Made Arthadana mengatakan, proyek yang deviasi minus akan terus dioptimalkan. ”Kita sudah berikan penekanan kepada rekanan. Jadi di akhir kontrak harus sudah 100 persen,” kata Made.
Untuk kantor Dukcapil, tahap konstruksi harus dipercepat. Masalah material bangunan dan tukang juga harus dimaksimalkan. Sehingga pertengahan bulan kedua dan ketiga nanti, deviasi dari ketiga proyek diharapkan bisa naik. ”Akan terus kita atensi dan analisa. Pekerjaan mereka tetap dalam pengawasan, sehingga semua pekerjaan selesai tepat waktu,” harapnya (ami)

Komentar Anda