MATARAM-Lapak Pedangang Kaki Lima (PKL) di Jalan dr Soedjono lingkar selatan, akhirnya dibongkar paksa Satpol PP Kota Mataram.
Pembongkaran paksa dilakukan setelah pedagang tidak mengindahkan surat teguran yang dilayangkan Satpol PP sepekan lalu. Ada 30 lapak PKL yang dibongkar paksa. Lapak-lapak ini berdiri di atas trotoar dan saluran. Praktis, keberadaannya selain menimbulkan pemandangan semerawut juga menganggu pejalan kaki.
Kasat Satpol PP Kota Mataram Chairul Anwar mengatakan, sebelum melakukan pembongkaran, pihaknya telah menyurati PKL, termasuk Asosiasi Pedangang Kaki Lima (APKLI) tempat mereka bernaung. ‘’ Kita tertibkan, pedangang yang melanggar aturan,’’ katanya kepada Radar Lombok, Jumat kemarin (12/5).
Keberadaan lapak PKL di jalan lingkar selatan ini terus bertambah banyak. Jumlahnya semakin banyak saat tiba musim haji. Mereka sering menggangu pengguna jalan, serta merusak saluran.
Menurut Chairul, pada 2016 lalu pihaknya juga telah melakukan sosialisasi larangan berjualan di jalan itu. Sosialisasi saat itu berlangsung di Kantor Lurah Jempong Baru. Namun hingga kini mereka tetap berjualan dan bahkan jumlah pedagang semakin banyak. Karena itu, pihaknya tidak segan-segan akan menerbitkan secara paksa, jika ada lapak kembali dibangun.
Namun pihaknya telah berkordinasi dengan dinas perdagangan, agar dibangun lapak-lapak permanen untuk para PKL ini agar lebih tertata. ‘’ Kita selaku penegak aturan telah melaksanakan tugas, kita serahkan ke dinas teknis terkait,’’ tegasnya.
Terpisah anggota Komisi IV L Suriadi mendukung langkah tegas Satpol PP menerbitkan lapak PKL ini. Menurutnya, harus ada langkah tegas terhadap lapak-lapak PKL permanen di jalan lingkar selatan dan jalur baypass. Kedua ruas jalan ini merupakan pintu masuk Kota Mataram,jadi harus tertata dengan baik. ‘’ Jangan sampai menimbulkan kecelakaan, karena jalur terebut jalur menuju BIL,’’ katanya. (dir)
